Aku ingin kepastian. Sebenarnya hubungan seperti apa yang sedang kita jalani, Ram?
Rama mengusap rambutnya. Pertanyaan Ella tadi saat makan siang
benar-benar tak bisa pergi dari pikirannya. Ia tak bisa menjawabnya.
Ella pun meninggalkannya begitu saja, tanpa bicara lagi. Terlalu gadis
itu. Bagaimana mungkin dia bisa begitu mudah menanyakannya lalu pergi
begitu saja tanpa membiarkannya menjawab dulu?
Kenangan tentang almarhum istrinya datang lagi. Rama dan Alia saling
mengisi sejak mereka kuliah, namun pernikahan mereka tidaklah nyata
meski mereka saling mencintai. Mereka tak harus melakukan banyak
kompromi selama pernikahan karena Alia dan dirinya tinggal terpisah.
Alia meninggal karena kecelakaan pesawat saat akan kembali padanya
setelah menyelesaikan tugas belajar. Kehilangan Alia yang menyakitkan
telah menjungkirbalikkan semuanya, impian mereka. Rama tak lagi yakin
mampu bertahan jika sakit yang sama terjadi lagi. Dan itu menakutkannya.
Mencintai berarti kehilangan. Menyakitkan saat ditinggalkan.
Tapi, Ella membuat segalanya berbeda. Astaga, terlalu banyak yang
telah dilewatinya bersama Ella. Bekerja bersamanya, berkompromi saat
terjadi perbedaan pendapat dan saling memberi serta menerima melebihi
daripada yang pernah dialaminya dulu bersama Alia. Ia dan Ella telah
berpacaran lebih lama dari masa pernikahannya yang singkat bersama Alia.
Rama mungkin terlalu takut untuk berkomitmen lagi. Tapi ada yang
lebih membuatnya takut. Rama tak berhasil menjaga hatinya, hatinya telah
dipenuhi oleh Ella. Jika ia merasakan sakit itu lagi, itu bukan salah
Ella tapi dirinya sendirinya yang terlanjur mencintai Ella.
Jaring pengaman yang menyelubungi hati Rama telah lama musnah.
Kehadiran Ella telah mengoyaknya, dan selama mereka bersama, Ella telah
berhasil menghancurkannya. Ia baru menyadarinya sekarang. Ia membutuhkan
Ella dan ia akan melakukan kesalahan kalau membiarkan gadis itu pergi.
***
Entah berapa Ella merutuki kebodohannya. Kenapa ia harus bertanya
pada Rama sekarang? Emosi Ella membuncah tak tertahan, airmata jatuh
satu-satu menetes di pipinya. Hatinya patah.
Seharusnya ia tahu, cinta Alia masih terlalu kuat mengikat hati Rama.
Seharusnya ia tahu bahwa cinta mereka selama ini hanyalah cinta biasa.
Tak ada yang seistimewa kenangan Alia dan itu tidak termasuk dirinya.
Seharusnya Ella tahu itu.
Namun paling tidak Ella mendapatkan keinginannya. Tujuan hidup
menjadi jelas setelah sekian lama berada dalam ketidakpastian. Sekarang
walaupun dengan hati berkeping-keping, ia bisa melangkah dengan bahu
tegak. Menghadapi dunia lagi, sendirian dan mencari cinta lagi. Mungkin
lebih baik begini, memutuskan hubungan mereka yang tanpa ujung.
Kau belum mendengar jawabanku, Ella menoleh, menatap Rama yang berdiri di ambang pintu kantornya.
Ella mengalihkan pandang pada tumpukan map di depannya. Kurasa aku sudah tahu jawabannya.
Oh ya? Menurutmu apa? tanya Rama sambil mendekati Ella.
Aku sibuk, Ram. Sudah saatnya aku kerja. Sekarang bukan saat yang tepat, kilah Ella.
Kau lupa kalau aku direkturnya? ucap Rama sambil duduk di kursi depan
meja kerja Ella. Tak mudah memahami hati sendiri, apalagi setelah
bertahun-tahun hati itu telah tersegel oleh rasa ragu dan kehilangan.
Aku mengira cukup dengan segala yang telah terjadi dan semuanya akan
baik-baik saja. Tak ada lagi rasa sakit itu. Aku membelenggu diriku
sendiri dengan cinta masa laluku bersama Alia.
Tenggorokan Ella tercekat. Rama kembali berkata, aku tahu, kita belum
lama saling mengenal, tapi aku mencintaimu. Aku mencoba menyangkal
beberapa kali. Aku memilih menjalani hubungan ini denganmu, agar suatu
saat kalau kau pergi dariku maka aku takkan merasa kehilangan seperti
saat kehilangan Alia. Pacaran yang save tanpa komitmen, tanpa janji. Buatku itu adil.
Rama menatap mata Ella yang berkaca-kaca. Lalu kusadari jika aku
tidak menunjukkan komitmen yang jelas padamu, jika aku membiarkanmu
memutuskan semuanya begitu saja maka aku akan merasakan kehilangan lagi
dan aku baru sadar kali ini membayangkannya saja sudah terasa lebih
menyakitkan. Aku minta maaf, Ella. Aku mencintaimu dan aku ingin
melanjutkan hubungan kita. Lalu dengan suara pelan dan tegas, Rama
menyambung ucapannya. Maukah kau menikahiku, Ella?
***
Rama tak bisa melepaskan pandangan dari wajah pengantinnya yang
sedang tertawa di antara tamu-tamunya. Wajah Ella yang merona bahagia.
Rama tak pernah melihat pengantin yang lebih memesona sepanjang
hidupnya. Bukan hanya gaun berenda, kerudung dan mahkota bunga yang luar
biasa indah yang dikenakannya. Tapi juga apa yang memancarkan dari diri
Ella, senyumnya, cahaya matanya, rona di pipinya. Hidup tak pernah
terasa seindah ini.
Inilah cinta, inilah komitmen seumur hidup yang telah dipilihnya.
Mencintai dan dicintai, dengan janji terukir dalam hati. Komitmen harus
ada, agar cinta tetap tumbuh, tetap berkembang dengan baik dan memberi
kebahagiaan bukan hanya untuk sekejap, dalam waktu terbatas tapi juga
untuk di masa yang akan datang. Bagai memulai sebuah perjalanan, selalu
ada tempat untuk dituju. Seperti semua keinginan di muka bumi ini,
selalu ada tujuan terakhir. Dan cinta yang dibawa oleh Ella, telah
menemukan persinggahan terakhirnya, di hati Rama.
*****
Taurus In Motivation
0 komentar:
Posting Komentar