Kau tahu, cinta tidak pernah mengikuti sajak atau alasan. Tidak peduli sebesar apa perasaan yang bersarang di hati, kalau tidak memberi tahu pada orang yang bersangkutan, maka itu tak berarti sama sekali. Setidaknya, jika kau mencintainya atau sangat mencintainya, nyatakanlah cintamu dengan baik.
Saat itu siang hari dengan awan yang begitu mendung. Beruntung, posisi tempat dudukku menghadap ke arah jendela. Jadinya aku bisa melayangkan pandangan tak terbatas. Ya, mengaburkan keramaian yang terjadi karena tawa teman-teman selaboratorium. Maklum saja bohlamnya tengah putus dan bermasalah, karenanya kondisi super sunyi seperti hari-hari sebelumnya nyaris tak tampak. Ditambah lagi petugas yang memperbaiki bohlamnya keluar masuk sambil membawa tangga dan peralatan lainnya.
Aku berdeham, sangat tidak nyaman dengan situasi sekarang. Bukan apanya, mereka ngobrol santai dengan bahasa jepang fasih lagi cepat. Bahkan sesekali aku mendengar namaku disebut. Emang ada ya kata Maya dalam kamus bahasa jepang? Ketika aku mencoba mengintip ke belakang, eh Manzoku-san tepat melirik ke arahku. Alhasil mata kami beradu! Spontan aku langsung membuang muka. Ck, benar-benar awkward moment yang bodoh. Aa-ah seseorang, tolong culik aku dari sini!
Hmm begini ya, dalam sejarah sebulanan aku di S-lab ini, aku tuh jarang bahkan bisa terhitung nggak pernah ngobrol ngalur-ngidul dengan anggota laboratorium yang lain. Kalau seputar penelitian sih, sering diskusi sama Ma-chan, Sanada-san, Okazawa-san dan Motegi-san. Tapi untuk cerita-cerita ringan tuh nggak banget deh kecuali pas party atau acara masak plus makan bersama. Soalnya kalau sudah berada di kursinya masing-masing, berasa ada tempelan di dahi mereka yang bertulisan, "Jangan ganggu, lagi sibuk". Seriusan! Makanya moment seperti ini benar-benar mengubah paradigmaku. Sayangnya aku bersikukuh nggak mau sedikitpun meninggalkan kursiku lantas bergabung dengan mereka. Huum, tiba-tiba saja aku merasa layaknya seorang diri.
Melankolis merayap. Pelupuk mataku sedikit basah. Ada apa denganku? Rasa apa ini yang tiba-tiba membuncah dan tak terkendali? Rindukah aku akan cintamu? Ehem mungkin saja, karena kenyatannya, jiwa yang sendiri itu lebih pedih dibanding raga yang luka. Aku sadar, aku benar-benar bodoh nggak ketulungan. Maaf, aku bahkan tidak menyadari betapa cinta itu nyata untukku. Betapa ada sosok yang begitu merindukan kehadiranku. Betapa cinta itu tersimpan rapi di bumi pertiwi.
Aku hanyalah burung yang tak bisa terbang, sampai aku bertemu denganmu.
Aku bertemu dengan orang-orang baik di bumi sakura. Bahkan beberapa dari mereka benar-benar terasa begitu menghangatkan. Hanya saja, tetap saja ada hal-hal yang tak bisa tergantikan. Faktanya, detik ini aku galau seratus persen karenamu. Pada seseorang yang membuatkan surat cinta di sajak yang berhamburan. Pada seseorang yang menanti kartu pos dariku dengan penuh harap. Pada seseorang yang sangat cemas aku beneran dipinang pangeran sakura. Pada seseorang yang selalu mengajakku makan pizza berdua sambil berburu matahari tenggelam. Pada seseorang yang siap memarahiku ketika aku berlaku manja dan genit. Pada seseorang yang begitu merindu sampai berharap terbang ke Jepang untuk mencariku, menemukanku dan memelukku.
Sementara pandanganku mulai mengabur karena genangan bening, aku terus mengingat wajah-wajah tersenyum yang memanggil namaku. Aku tidak menyangka, angin bisa begitu lembut mengembuskan pesan-pesan cinta itu untukku. Sama halnya aku tidak menduga, daun-daun yang berguguran bisa begitu manis menjatuhkan memori-memori cinta itu untukku. Benarkah itu untukku? Benarkah rindu dan cinta itu tak salah sasaran?
Maaf sekali lagi, bukannya aku meragu. Hanya saja, ini terlalu nyata untuk seorang Maya. Aku bukan siapa-siapa. Aku tahu persis banyak orang yang mencercaku habis-habisan karena langkah yang kuambil berbeda dari langkah pijakan pada umumnya. Bahkan beberapa orang sudah mengambil kesimpulan asal tentang siapa dan bagaimana diriku padahal belum pernah bertemu denganku. Pertanyaanku, kenapa kau masih di sini? Kenapa kau masih ada untukku? Apa kau tahu, kau membuatku tidak tahu bagaimana cara berterima kasih dengan manis.
Aku kaget, rupanya kau mengikuti perkembanganku. Kau tahu semua tentangku, bahkan sisi gelap yang selalu kututupi darimu, bisa terbaca dengan jelas. Jujur aku merasa segalanya menjadi tidak baik. Bahkan terbersit asa bahwa lebih baik jika aku ditinggalkan. Namun aku terperangah ketika tahu ternyata kau membelaku mati-matian di hadapan orang-orang yang memandangku sebelah mata. Tak ragu kau juga meluruskan benang kusut kehidupanku dan meminta orang lain pun bersikap demikian. Tanpa kata, kau sukses merasuk ke relung hatiku yang terdalam. Oh, Ya Allah.
Lalu bagaimana sekarang? Aku tidak tahu apa yang sebaiknya kulakukan untukmu. Mengungkapkan cinta saja aku tidak mampu. Parahnya aku. Benar adanya, aku tidak sekuat yang kau duga. Kadang aku malah lebih cengeng dari anak kecil yang permennya direbut. Namun kau tidak perlu cemas karena dalam kondisi terjepit sekalipun aku masih bisa menampilkan senyum yang memesona. Itu bukan senyum palsu. Hanya saja menurutku, pada dasarnya jika mau membuka hati dan menerimanya, semua hal di dunia ini akan terasa indah. Jadi jangan terlalu khawatir tentangku. Aku cintamu, ingat?
Untukmu, aku akan berusaha melakukan yang terbaik di sini. Kabar baiknya, hari dimana aku mengingatmu adalah hari dimana program simulasi wireless buatanku bisa running. Alhamdulillah ala kulli haal walau masih perlu perbaikan di sana sini, itu cukup membuat sensei tersenyum dan memintaku belajar lebih keras lagi.
Untukmu, aku akan berusaha istiqomah di tengah terpaan kelabilan yang menghadang. Kabar baiknya, hari dimana aku mengingatmu adalah hari dimana aku berhasil menelepon sosok yang kau rekomendasikan untukku. Ya, aku sudah mengikat janji untuk bertamu ke rumahnya Insya Allah. Dengan begitu semoga aku bisa menambah kadar ilmu dan imanku Insya Allah.
Untukmu, aku akan berusaha makan teratur dan istirahat cukup sehingga penyakitku tidak kambuh. Kabar baiknya, hari dimana aku mengingatmu adalah hari dimana flu dan demamku sudah lenyap disapu sehat nan bugar. Tenanglah, aku akan menjalani hari-hariku dengan penuh semangat. Apa itu cukup? Oke, aku akan lebih ceria lagi. Lalu selanjutnya, aku tidak sabar untuk pulang ke tanah air lalu bertemu denganmu. Semoga saat itu aku bisa mengungkapkan cintaku dengan baik.
Taurus In Motivation
0 komentar:
Posting Komentar