Manusia dapat mencium rasa takut dan jijik, dan rasa tersebut dapat
menular — demikian yang ditemukan dalam sebuah penelitian terbaru.
Temuan yang dipublikasikan pada 5 November dalam jurnal “Psychological Science”, menunjukkan bahwa manusia berkomunikasi melalui bau seperti hewan lainnya.
"Temuan itu bertentangan dengan asumsi yang diterima secara umum bahwa komunikasi manusia hanya dilakukan secara eksklusif melalui bahasa atau visual," tulis Gün Semin dan rekan-rekannya dari Utrecht University di Belanda.
Sebagian besar hewan berkomunikasi melalui bau, tetapi karena manusia tidak memiliki organ penginderaan bau yang sama, para ilmuwan berpikir bahwa kita telah lama kehilangan kemampuan untuk mencium rasa takut atau emosi lainnya.
Untuk mencari tahu, tim tersebut mengumpulkan keringat dari bawah ketiak 10 laki-laki di saat mereka menyaksikan adegan menakutkan dari film horor yang berjudul “The Shining” atau klip menjijikkan acara MTV berjudul “Jackass”.
Selanjutnya, para peneliti meminta 36 wanita untuk mengambil tes visual ketika mereka secara tidak sadar menghirup aroma keringat pria.
Ketika wanita mengendus "keringat rasa takut,” tersebut, mereka membuka mata mereka dalam ekspresi ketakutan, sementara mereka yang mengendus bau keringat dari pria yang merasa jijik, mengernyitkan dahi mereka seperti meringis jijik. (Tim tersebut memilih pria sebagai pendonor keringat dan perempuan sebagai penerima karena penelitian terakhir menunjukkan, perempuan lebih sensitif terhadap aroma pria daripada sebaliknya.)
Temuan tersebut menunjukkan, manusia dapat mengomunasikan setidaknya beberapa emosi, lewat bau. Ini mungkin dapat berguna di tempat-tempat ramai, seperti yang dikatakan oleh penulis.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa sinyal kimia emosi dapat menjadi kontributor yang potensial untuk menularkan perasaan emosional dalam situasi yang melibatkan banyak orang," tulis para penulis dalam penelitian tersebut.
Temuan yang dipublikasikan pada 5 November dalam jurnal “Psychological Science”, menunjukkan bahwa manusia berkomunikasi melalui bau seperti hewan lainnya.
"Temuan itu bertentangan dengan asumsi yang diterima secara umum bahwa komunikasi manusia hanya dilakukan secara eksklusif melalui bahasa atau visual," tulis Gün Semin dan rekan-rekannya dari Utrecht University di Belanda.
Sebagian besar hewan berkomunikasi melalui bau, tetapi karena manusia tidak memiliki organ penginderaan bau yang sama, para ilmuwan berpikir bahwa kita telah lama kehilangan kemampuan untuk mencium rasa takut atau emosi lainnya.
Untuk mencari tahu, tim tersebut mengumpulkan keringat dari bawah ketiak 10 laki-laki di saat mereka menyaksikan adegan menakutkan dari film horor yang berjudul “The Shining” atau klip menjijikkan acara MTV berjudul “Jackass”.
Selanjutnya, para peneliti meminta 36 wanita untuk mengambil tes visual ketika mereka secara tidak sadar menghirup aroma keringat pria.
Ketika wanita mengendus "keringat rasa takut,” tersebut, mereka membuka mata mereka dalam ekspresi ketakutan, sementara mereka yang mengendus bau keringat dari pria yang merasa jijik, mengernyitkan dahi mereka seperti meringis jijik. (Tim tersebut memilih pria sebagai pendonor keringat dan perempuan sebagai penerima karena penelitian terakhir menunjukkan, perempuan lebih sensitif terhadap aroma pria daripada sebaliknya.)
Temuan tersebut menunjukkan, manusia dapat mengomunasikan setidaknya beberapa emosi, lewat bau. Ini mungkin dapat berguna di tempat-tempat ramai, seperti yang dikatakan oleh penulis.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa sinyal kimia emosi dapat menjadi kontributor yang potensial untuk menularkan perasaan emosional dalam situasi yang melibatkan banyak orang," tulis para penulis dalam penelitian tersebut.