Blog Baru

Semua ada disini

Taurus Blogger

disini banyak artikel menarik

Wisata Yuk...!!!

Website tentang pariwisata di Malang Raya

Mari Memasak

Disini banyak aneka resep Masakan dan Minuman

Taurus Site

Blog Baru yang berisi motivasi

MEMOTIVASI DAN TERUS MENCARI JATI DIRI
Tampilkan postingan dengan label Kata Hati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kata Hati. Tampilkan semua postingan

Perpisahan

02.50 | ,


Genggamlah hari ini, tapi kita tidak bisa merubah masa lalu
Kenang saja, waktu yang pernah menertawai kebersamaan kita
Hari ini, waktu jua yang menangisi perpisahan kita
Esok lusa, ia-pun akan mengamini kerinduan kita..
Terimakasih telah mengajariku menangis dan tertawa
Senang, sedih, suka, duka yang pernah kita lalui bersama
Terimakasih telah mengajariku hidup, lewat cinta, amarah, dan petuah
Semua kan terukir indah, sebagai petunjuk kumelangkah
Rangkullah hari ini, tapi kita tidak bisa melawan takdir
Kudatang membawa asa, Kini ku harus pergi demi cita-cita
Jarak menjauh, takkan membuat persaudaraan rapuh
Bukankah bintang itu semakin indah di kejauhan?

Pertemuan penuh kasih, perpisahan penuh sayang
Maafkan segala salah, maafmu membuatku tenang
Sampai bertemu kembali, nanti..
Masih di pangkuan waktu


Taurus In Motivation
Read More

Kata Kata Penyesalan Cinta Paling Menyentuh

02.49 | , , ,

Kata kata penyesalan cinta dapat dipastikan terjadi di akhir sebuah hubungan. Kata penyesalan dapat diungkapkan langsung melalui puisi maupun sms untuk seseorang yang dulu pernah Anda sakiti. Meskipun penyesalan Anda belum tentu diterima, setidaknya kita sudah mencoba untuk mengungkapkan rasa penyesalan kita di masa lalu.
kata kata penyesalan cinta
Bagi Anda yang ingin meminta maaf dan menyampaika penyesalan kepada mantan pacar atau siapapun itu. Berikut ini tersedot sediakan berbagai macam kata kata penyesalan cinta terbaik untuk menyampaikan rasa penyesalan Anda. Jangan mamikirkan dia mau menerima penyesalan kita atau tidak, yang terpeting kita sudah berusaha menyampaikan rasa penyesalan kita.

Kata Kata Penyesalan Cinta Terbaik

Tak ada sikap yang kau tunjukkan padaku..
Sudah kubuang kekerasan hati ini,
Untuk menyapa dan menuliskan sebait kata-kata..

Sungguh aku ingin kau membalasnya..
Pahit rasanya melihat ketika dia menatapku..
Aroma kebencianmu itu serasa menusukku..

Maafkan atas semua kesalahanku padamu..
Semua itu tak pernah aku rencanakan..
Aku bukanlah pria, yang berani menerjang samudera cinta yang luas..
aku hanya sebuah ironi yang bisu..Yang berusaha masuk dalam elegi hatimu..
Aku,
Memendam rasa pada dirinya
Yang akhirnya tak bisa kumiliki
Bahkan tak mungkin kutemui

Mungkin aku...
Harusnya tak perlu mengenalnya
Dan tidak saling bertemu
Atau mungkin harusnya aku,
Hidup di dunia yang berbeda dengannya

Dan kini aku,
Telah kehilangan dirinya
Yang membuat hati kecilku selalu berkata,
Betapa bodohnya aku...
Membiarkan cinta itu pergi menghilang
Dan hanya meninggalkan sebuah penyesalan
Belaian tanganmu yang tak akan pernah kulupakan.
Seumur hidupku, hanya dirimu yang kupersilahkan menyentuhku.
Pertama kali dengan lembut, sopan, mesra dan penuh kasih sayang.
Dirimulah yang selalu ada didalam hatiku.
Aku yakin engkaulah yang akan menemani sisa hidupku.
Tataplah mataku, disana terlihat jelas kebahagiaan cinta kita.
Bayangan dari kebahagiaan gambaran asmara.
Apa yang terjadi hari ini, tidak akan merubah percintaan kita dikemudian harinya.


Taurus In Motivation
Read More

Kata Mutiara Perpisahan Cinta

02.47 | , , ,

Kamu hanyalah sisa-sisa memori yang tertinggal jauh dan akan menghilang tertimbun kebahagiaan-kebahagiaanku
Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang
Aku tersenyum, itu caraku menghiasi luka . Aku tertawa , itu caraku untuk sembunyi
Kini terakhir kumengenalmu, kini terakhirku menyapamu, bila nanti kou ingin kembali, tunggu .... Sampai aku mati ...
Kau datang saat hati ini hampa, dan kau pergi saat hati ini penuh olehmu
Dia pergi meninggalkanku sendiri
Ketika ku ingin mengungkapkan rasa ini
Ku tak kuasa karena hatinya sudah milik orang lain
haruskah kurusak itu ?
Itu sangat tidak bisa aku lakukan
dan saat ku ingin ungkapkan semua
Ku terkejut saat ku dengar berita kehilanganmu
Rasa penyesalan ini sungguh membuat aku tak berdaya
Ku hanya bisa berdoa untukmu semoga kamu baik baik disana.
Selamat jalan....
Melupakanmu sama susahnya seperti mengingat org yg belum pernah aku kenal.
Dinginnya angin malam ini menyapa tubuhku
Namun tidak dapat dinginkan panasnya hatiku
Terasa terhempasnya kelakianku ini dengan sikapmu
Karena dengan mudah kau mainkan hati ini
Aku dsini tersenyum buat kamu, agar kamu tau kalo aku berusaha tegar tapi sebenarnya hati kecilku rapuh.
Aku hanya bisa terdiam melihatnya
Seakan pasrah dengan semua
Karna ku mencintai bukan aku yang di cintai
Semoga kau bahagia dengan luka ku ini
Semoga kau tenang dengan pederitaan hati ini
Taurus In Motivation
Read More

Duniaku Sepi

16.23 | , ,


Duniaku masih sepi,
Sesepi Diskriminasi yang mencampakanku..
Aku hanya dapat berteriak dalam hati
walau seulas senyum kulayangkan pada mereka
Mereka yang menghujat, mengutuk, bahkan menghakimi
Mereka yang merasa benar
mereka yang menggangap Hina,walau kita sama berasal dari air Hina
Kadang hinaan mereka kuanggap biasa
kucoba tegar,namun aku cuma manusia
Sesekali ketegaranku meleleh jua
Malam ini bersama dentingan jarum jam ke Arah 12 pas
Aku masih terbang lepas ke alam bebas khayal lepasku
Tak kuhiraukan malaikat bertanya,
mungkin Tuhan sudah bosan dengan pertanyaan sama
Mengapa aku begini???
Tak ada jawabnya, yang Ada kutukan dari mereka,mereka yang mengaku hamba Tuhan,namun culas menghakimi melebihi Tuhan.
Saudi tengah Malam..
di perenungan..

 Taurus In Motivation
Read More

Curhat "Kaum Sehati"

16.21 | ,


Dear all mungkin ini hal yg bodoh, tapi gue pengen nulis aja sambil nangis, karena memang rasanya sakit sekali…walaupun mungkin temen2 atau sahabat gue bilang gue orang tolol, dan mgkn temen2 jg bilang gue tolol…
tapi gue mau curahin aja biar kesedihan hati ini gak terlalu dalam..
Kejadian nya lama sekali, ,7th lalu aku kenalan dgn seorang sales credit card, orang nya ganteng sekali, pokoknya type ku, lalu singkat cerita terlibatlah dalam asmara…indah sekali, mesra sekali dan hati selalu berbunga dan penuh semangat dalam segala hal sejak berpacaran dgn dia…tapi entah kenapa kemudian kami putus, tiba2 tanpa alasan jelas dia ninggalin gue, kalo gak salah dia cemburu sama adek gue sendiri, lantaran gue selalu takut klo dilarang pergi sama adek gue (karena gue sangat discret dan ortu gak tahu sampai sekarang,cuma adek gue doang yg tau) dan selalu nurut, akhirnya dia ninggalin gue dgn alasan yg dibuat2…hati gue sedih dan rasanya parah sampe jadi susah makan, mau nya bengong…ah bener2 cinta mati gue pikir..
terus setelah 1 th putus, jujur gue kangen, gue kirimin dia sms waktu lebaran ,pacar ku ini moslem..dia tadinya gak gubris, dibales juga gak..akhirnya sebulan kemudian, lebaran 4 th lalu itu dia telfon gue, dan bilang apa kabarnya, sekarang tinggal dimana ? dan akhirnya gue bilang, tumben banget…dia blg, krn setelah 1 tahun cuma kamu yg masih inget sama aku (ntah gombal ntah bener) dan kamu orang yg meminta lagi ke aku spy mau ngerti keadaan ku…so singkat cerita kita nyambung lagi
tapi malang gak bisa dihindari lagi, ntah apa, dia cemburu lagi sama adek gue sendiri , dia curiga klo itu pacar gue…dan yg paling menyakitkan ketika berhubungan sex, dia menjadi sangat egois, sampai akhirnya gue marah dan gak mau melayani dia sama sekali dan bilang lebih kalo begini kita udahan…aku gak kuat lagi cara kamu…
tapi dia ngebaikin dan bilang aku sayang sama kamu apa adanya…wah pokoke gombal banget, tp entah gue merasa nyaman..jujur gue sedih waktu dia cuma mentingin sex doang, dan mikir bahwa gue bisa kapan aja dipake…
dan sampe akhirnya ntah setan dari mana dia berubah jadi matre,
kemana2 mintanya dibayarin, untungnya gue masih ada duit deposito jadi masih bisa untuk bayarin makan 100 = 200 rb deh…tapi koq setiap ketemu dia makin sering minta makan, dan selalu gue yg bayar…tapi mgkn krn gue cinta dia, gue gak pikirin duit 100-200 gitu..hanya kadang gue minta, klo dia sayang gue, kita gantian, eh dia marah…
gue akhirnya capek juga, dah ngerasa dia sebenernya mo mutusin gue, ntah kenapa dia selalu nyebut nama temennya yg dianggep saudaranya, tapi gue ngerasa gak yakin itu orang gk ada hubungan apa2, dan gue berubah cemburu juga, karena dia selalu nelfon “abang” nya itu, dan makin bikin hati gue miris, krn makin kesini, cara dia mencium gue sudah lain, dah gak mesra lagi, gak ada rasa “sayang” nya…gue kan tau lah orang yg karena terpaksa ato gak…
singkat cerita di sore hari itu , gue diajak jalan, makan2 katanya, tapi gue krn dah kehabisan duit bilang…”sorry gak bisa klo gue bayarin lagi krn mesti bayar kontrakan”
dia bilang kamu koq gak percaya sama aku…dst…sampe aku iya in pergi…tapi entah kenapa akhirnya gue batalin jalan2 itu, dgn sms
dan gue beralasan adek gue jemput gue…
gue sadar dia cemburu, dan gak seneng banget adek gue ikut campur urusan keluarga gue n dia saat itu…tapi gue jadi males dan dgn sengaja batalin janji makan malam, yg sebenernya dia pengen banget makan malam saat itu sama gue…mgkn krn akhirnya dia sadar kalo gue bener2 sayang sama dia…gue sms dia dan akhirnya dia gak bales
gak tau nya 1 jam kemudian dia bales dgn menjawab bahwa semua hubungan dengan gue harus diperiksa lagi bener apa gak…
gue telfon gak diangkat, dan paginya gue telfon, mamanya bilang lagi gak mau terima telfon..gue sms in lagi dia…dan dia bilang mau kemana arah hubungan ini, gue jawab bahwa gue beneran cinta dia, beneran sayang, gak ada maksud ngebohongin, mainin perasaan, secara emang bener gue gk pernah pny pacar serius kyk dia…gue cuma bilang yah klo memang keputusan kamu mo putus, gue bisa bilang apa…dan dia bales sms nya dgn sangat mengejutkan “yah udah kita putus sekarang !!”
jujur hati gue hancur disitu, mo dibilang cengeng juga yah terserah…gue nangis seharian, gue bilang ke adek gue jg, klo gue diputusin pacar gue dst…dan itu berlangsung lama sekali, sampe gue akhirnya bisa tenang, dan memutuskan utk gak mengingat2 lagi, bahkan foto kami berdua pun gue bakar, spy gak ada sisa apapun di pikiran dan perasaan gue…
kejadian itu sekarang sudah berlangsung 4 th, tapi 2 bulan lalu, entah kenapa gue kepikiran dia terus, pdhl sudah lupa sama sekali, dan sudah sibuk dengan kerjaan, pacar baru , hunting yg baru dst…tapi rasa kangen itu timbul spt waktu lebaran 4 th lalu…tp aku tepis dgn berpikir ah perasaan gue aja, sudahlah…dan memang hilang akhirnya setelah 3 hari terganggu mengingat dia terus..
dan perasaan yang hilang itu akhirnya bisa hilang juga dgn kesibukan tapi entah angin apa, tadi aku bertemu dia di Senayan City, bersama istri, suster dan anaknya…pemandangan yg membuat aku kaget, shock walaupun sekarang status gue…sape loe ?? walaupun dia kaget juga liat gue, tapi krn gue orangnya bisa handle perasaan sesaat, gue liat sebentar dan gue buangin muka dan gue tanam di pikiran gue , kita gak ada urusan lagi……….
tapi….malam ini gue nangis sendirian
gue sedih sekali…hati gue hancur berantakan gak karuan
gue gak sangka cinta gue sama dia bener2 besar dan tulus
andai aja dulu dia gak matre, gak cemburuan, mgkn dia gk akan milih nikahi istrinya sekarang, dan gak mgkn gue nangis spt malam ini..krn gue percaya dia jg cinta gue…hanya krn dia ekonomi nya agak dibawah gue, dia jadi sedikit matre…gue gak masalahin traktir makan dst, tapi kenapa dia cemburu sama adek gue sendiri, hal yg gak masuk akal sehat gue…
penyesalan datang memang belakangan…
dia mgkn kangen , krn ketika gue ke toilet, dia spt nunggu di lorong WC,bersama istri dan anaknya,dan jalannya agak dilambatin supaya gue negur, tapi gue kerasin hati gue utk gak menyapa sedikit pun, tapi waktu gue melewati dia dan keluarga barunya, hati gue teriris sekali, walaupun muka gue biasa aja….dan sakitnya itu sampai malam ini…
….now….gue baru aja selesai nangis, setelah gak tau lagi mo apa , gue skr sendirian tanpa sapapun, dia sdh berkeluarga dan pny anak..gue gk mungkin mencintai dia lagi, klo pun dia mgkn masih cinta ato pgn main2 dgn gue, tp gue dah gak mau ,krn gue kasian istrinya dan gak mau berzinah dgn suami orang..
gue sakit banget…apa ini yg sering dialami para gay friends disini, melihat orang yg kita cintai akhirnya lebih memilih orang lain utk teman seumur hidupnya dibanding diri kita yg sangat mencintainya ?
kejam sekali hidup ini…….gue gak tahan…andai Tuhan berkenan, gue pengen sekali cepet mati …. hati gue hancur sekali hari ini…
doa gue semoga dia bahagia….
andai gue dulu gak membatalkan makan malam dgn dia, mgkn gak akan ada kejadian hari ini….
Selamat jalan kekasih ku
hati ku sekarang sudah tertutup utk orang banyak
aku lelah utk mencintai dgn sungguh2
mgkn gak akan pernah ada lagi….

Taurus In Motivation
Read More

Tersenyumlah

16.18 | , ,


Mengapa kau bersedih
Saat cinta pergi
Biarlah saja, bila semua harus terjadi
Hidup bukan sampai disini
Waktu terus berjalan
Yakinlah ada bahagia
Yang akan kau rasa dalam hidupmu
Dan tersenyumlah sayang
Lepas semua pedih di hati
Karena cinta masih ada
Dan slalu ada
Percayalah
Kadang cinta tak berhati
Sering menyakiti
Tapi cinta yang sejati
Meski tlah pergi
Kan datang lagi
Jangan kau tutup hatimu
Raihlah bahagia hidupmu
Karna cinta pasti ada
Dan slalu ada
Percayalah

Taurus In Motivation
Read More

cerpen "Anakku Tidak Bodoh, Tetapi Unik"

07.55 | , ,


Assalamualaikum!
Aku menoleh ke pintu, Putriku berdiri di depan pintu, sedang membuka sepatu. Waalaikum salam, jawabku sambil melirik ke arah jam dinding.
Kenapa sudah pulang, Mbak? Gurunya rapat? tanyaku heran.
Bibir Nora mengerucut dan menggeleng. Enggak, Ma. Nora disuruh pulang. Nganterin ini. Sebuah surat dikeluarkan Nora dari dalam tasnya dan memberikannya padaku.
Walaupun belum membuka surat itu, Aku sudah tahu, Nora pasti berbuat sesuatu yang kurang berkenan lagi di sekolah. Tapi gadisku yang sudah duduk di kelas 3 SMU itu cuek saja. Setelah memberikan surat, ia langsung ngeloyor masuk kamar. Tak lama berselang, suara musik berdentam-dentam terdengar membahana dari kamar Nora.
Mbak Noraaaa, suaranya dikecilin dikit! teriakku sambil duduk dan membaca surat.
Tak ada jawaban, Hanya kini volume suara musik sudah jauh lebih bersahabat dengan telingaku. Aku menghela nafas panjang. Bersiap menerima satu lagi masalah baru dari Nora.
***
Sejak SMP, Nora memang selalu bermasalah di sekolah. Bukan karena ia bodoh, tapi karena sifat super cueknya. Nora kurang cocok dengan peraturan-peraturan yang bersifat mengikat di sekolah, dan itu sering sekali menjadi masalah untuknya. Nora datang ke sekolah hanya kalau dia mau sekolah. Dia mau belajar hanya kalau dia suka pelajarannya. Sudah empat kali Nora pindah ke sekolah sejak SMP, dan dia baru pindah lagi setelah kenaikan ke kelas 3 ini. Sebabnya sama, tingkah laku Nora sudah tak bisa lagi diterima oleh para gurunya.
Di sekolah yang baru, aku berusaha menjelaskan keunikan Nora pada Kepala Sekolah. Kuminta mereka selalu mengabariku kalau Nora berbuat sesuatu yang aneh. Paling tidak, Nora selalu mendengarkan aku. Aku tak mau Nora harus pindah sekolah lagi, mengingat sebentar lagi dia akan ujian akhir dan mempersiapkan diri untuk kuliah. Sedikitpun aku tak berani bertanya dia ingin kuliah apa karena untuk sampai ujian akhir saja aku harus terus menerus memonitornya.
Hanya dalam beberapa minggu Nora kembali membuat masalah di sekolahnya yang baru. Menurut wali kelas, ia suka sekali mengobrol di kelas. Membuat dia dipaksa duduk sendirian di pojok depan agar tak bisa mengobrol lagi. Tapi malah membuat anakku itu melamun sendiri, menggambar atau malah tertidur pulas sepanjang pelajaran. Beberapa kali gurunya marah sampai melaporkannya pada Kepala Sekolah, yang lalu memanggilku untuk mencari solusi. Tetap saja tak ada perubahan. Akhirnya wali kelasnya lebih suka membiarkan. Waktu aku menanyakannya, Nora bilang dia merasa bosan dan mengantuk.
Itu belum seberapa. Tak lama berselang sebuah surat kembali dilayangkan. Kali ini karena Nora menulis seluruh catatan pelajarannya dengan pulpen berwarna-warni. Merah, kuning, hijau, biru bahkan pink menghiasi seluruh buku-buku tulisnya. Yang makin membuat guru-gurunya geram adalah berbagai gambar berpola hati atau bunga di atas setiap lembaran dengan kata-kata diukir secantik mungkin seperti sebuah buku puisi. Padahal itu adalah buku tulis berisi pelajaran-pelajaran penting.
Ketika aku bertanya, kenapa ia melakukannya. Ia malah berkata sambil tertawa. Tapi bagus kan, Ma? Dan jawaban itu membuatku hanya bisa menghela nafas, menahan marah. Saat kuadukan pada Ayahnya, si Ayah malah bertanya kenapa tak ada warna jingga di buku itu. Anak dan Ayah itu malah tertawa-tawa melihat aku mengomel sendiri.
Yang paling membuatku tak bisa lagi berkata apa-apa ketika Wali Kelasnya menyampaikan tentang masalah Nora di kelas. Hanya dalam hitungan bulan, Nora sudah diusir keluar dari kelas oleh empat guru bidang studi. Mereka tak memperbolehkan Nora mengikuti pelajaran selama mereka mengajar sampai waktu yang tidak terbatas. Dan Nora tak memberitahuku soal itu. Ketika aku datang ke sekolah, putriku malah asyik tertawa-tawa di kantin sambil makan gorengan padahal teman-temannya sedang belajar. Saat malam itu aku membahas masalah itu bersamanya, dia memintaku tidak usah kuatir karena dia masih bisa mengikuti ulangan dan ujian. Lemas aku mendengarnya. Lalu untuk apa dia ke sekolah kalau hanya untuk ikut ujian atau ulangan?
Tapi semua itu berbeda ketika ia sedang kursus. Prestasi Nora demikian cemerlang di tempat kursus. Ia lulus ujian Toefl dengan nilai tertinggi, mengikuti berbagai program lomba antar tempat kursus hingga memenangkannya. Bukan hanya dalam Bahasa Inggris, Ia juga jago dalam dunia komputer. Dia bahkan pernah memamerkan padaku sebuah kartun animasi buatannya yang memenangkan sebuah lomba design program. Kursus-kursus ini juga ide Nora sendiri. Nora juga meminta tambahan kursus gitar padaku. Aku menyanggupi saja karena aku senang Nora masih bisa menunjukkan minat pada sesuatu, walaupun aku berharap dia lebih memperhatikan pelajarannya di sekolah.
Dan ketika raport tengah semester diterima, sesuai perkiraanku. Nilai-nilai Nora hampir seluruhnya berada di bawah standar kecuali pelajaran Seni dan Musik. Pelajaran tambahan pilihan Nora. Aku menangis sedih membayangkan hasil yang akan diperoleh Nora saat ujian akhir nanti. Impian memiliki seorang putri dengan pekerjaan yang baik pupus perlahan-lahan. Tapi suamiku justru sebaliknya. Dia malah memintaku untuk ikut bersamanya memeriksa Nora pada seorang psikiater. Tujuannya agar aku dan suami sedikit memahami apa yang ada dalam pikiran Nora.
Dengan rasa penasaran, kami membawa Nora ke psikiater dan hasil pemeriksaan membuka mata dan hatiku lebar-lebar. Nora sama sekali tidak bodoh. Gadisku ini hanya tidak suka menghabiskan waktu dengan sesuatu yang membosankan seperti duduk manis dan belajar. Apalagi semua pelajaran itu sudah dipahaminya hanya dengan sekali dengar. Nora lebih suka meliarkan pikirannya untuk membuat sesuatu yang lebih menarik. Itu yang menyebabkannya suka sekali menggambar, mengobrol bahkan menulis cerita ketika sedang belajar di kelas. Ia menikmati pengusirannya dari kelas dengan melakukan berbagai hal yang dianggapnya lebih menarik.
Hasil pemeriksaan IQ makin membuat aku dan Ayah Nora tercengang. Putri kami tergolong jenius karena berada di atas level rata-rata. Inilah penyebab mendasar kenapa Nora berpikir bahwa pelajarannya sangat membosankan.
Kami mulai menelaah satu persatu kejadian-kejadian yang terjadi pada Nora. Dan mulai belajar untuk memahami putri kami lebih baik. Aku kini mengerti mengapa Nora lebih suka melarikan pikiran dan tenaganya yang berlebih untuk melakukan sesuatu yang menarik daripada membaca buku yang sudah dipahaminya luar kepala. Daya imajinasi Nora memang tinggi dan terkadang mengagumkan. Ini terlihat ketika ia mendesign program komputer yang dinamis. Mungkin itu pula yang menyebabkannya sangat suka tempat kursus dibandingkan sekolah, karena di tempat itu ia memperoleh banyak hal-hal baru setiap hari.
Tulisan Nora dalam berbagai warna itu karena ia ingin tetap bersemangat untuk membaca pelajaran. Dengan memberi aneka warna, maka pelajaran membosankan itu bisa lebih menarik untuk dibaca. Nora sering diusir keluar oleh guru-gurunya karena ia sering mengatai guru-gurunya bodoh kalau sang guru tak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan Nora yang kritikal. Nora tetap percaya diri bisa menyelesaikan ujian tanpa perlu belajar di dalam kelas karena merasa dia mampu. Sayangnya, walaupun Nora menguasai pelajaran, nilai-nilainya tetap dipengaruhi atas dasar senang tidak para guru pada dirinya.
Mengetahui hal itu, aku tak lagi berpikir bagaimana cara membuat Nora menuruti kemauan guru-gurunya. Tapi berpikir bagaimana cara agar guru-guru dan sekolahnya bisa menerima keadaan Nora. Noraku adalah anak yang unik, bukan bodoh.
***
Jadi itu masalahnya? ulangku sekali lagi sambil tersenyum pada Pak Guru yang menjadi wali kelas Nora.
Nora kembali menentang salah satu gurunya. Ia berdebat tentang salah satu formula membuat kalimat dengan guru Bahasa Inggris, yang berujung dengan kemarahan dan pengusiran. Hanya saja kali ini guru itu tidak akan mengajar lagi di kelas Nora, sampai Nora meminta maaf. Saat diminta melakukannya, Nora malah mengatai gurunya sebagai guru yang bodoh, tapi sombong.
Pertama saya mohon maaf karena Bapak telah dikatai seperti itu oleh putri saya. Tapi sungguh, mungkin ini hanya cara Nora yang salah saat mengungkapkan isi hati. Menurut saya sebaiknya Bapak melihat kembali apakah yang dikatakan ini Nora ini salah atau benar? pintaku perlahan-lahan.
Tentu saja salah. Saya ini guru, bertahun-tahun saya kuliah dan menamatkan S1 saya di bidang ini. Bagaimana mungkin bisa salah? Pak Guru itu mulai terpancing emosi.
Pernah mendengar kuis Are you smarter than 5 grader, Pak? Dari kuis itu telah terbukti bahwa ada banyak sekali orang dewasa yang tidak bisa menyaingi kemampuan anak-anak kelas lima SD. Kenapa? tanyaku tetap dengan nada pelan, sambil tersenyum menenangkan. Karena banyak orang dewasa yang melupakan pelajaran-pelajaran dasar. Dan mungkin itulah yang sedang terjadi pada Bapak. Mungkin bukan kesalahan yang besar, hanya sedikit misunderstanding. Tapi akan lebih baik kalau kita mencari dulu siapa yang melakukan kesalahan itu. Kalau memang benar Nora yang salah, nanti dengan cara begini mungkin Nora bisa lebih mendengarkan dan menghormati Bapak. Bagaimana?
Selintas keraguan terlihat di mata guru Nora. Tapi kemudian ia menatap pada Kepala Sekolah yang hanya diam memperhatikan sebelum mengangguk pelan. Kepala Sekolah menekan interphone dan memanggil seorang guru lain.
Seorang ibu guru datang, lebih senior dan hampir seumur dengan Nenek Nora. Setelah mendengar penjelasan Nora dan Pak Guru, guru itu pun mengerti. Lalu dengan bijaksana ia menjelaskan letak kesalahan yang sesungguhnya. Nora memang benar, hanya saja penyampaian Nora yang cepat dan terburu-buru membuat Pak Guru salah paham. Mendengar itu aku hanya tersenyum maklum, kutendang kaki Nora mengingatkan ketika seringai muncul di wajah putriku itu untuk tidak membuat gurunya merasa malu.
Sebelum pulang, aku berbicara empat mata dengan Kepala Sekolah dan menceritakan semua informasi terbaru tentang putriku. Tentang penyebab sikap cuek Nora, tentang daya imajinatifnya yang tinggi, tentang hasil tes Iqnya dan juga tentang penilaian para guru yang kurang objektif pada putriku. Kuminta dengan segala hormat agar Kepala Sekolah dan para Guru juga mengubah cara pandang mereka terhadap kekurangan Nora agar dia bisa mengembangkan dirinya sebaik-baiknya. Nora adalah mutiara terpendam, bintang yang tak terlihat dan seharusnya Kepala Sekolah membantuku untuk mengeluarkan potensi putriku sesungguhnya, bukan membantu para guru menyembunyikannya.
***
Mama, ini ada surat.
Aku menghela nafas. Kali ini apa lagi, Mbak sayang?
Sebuah senyum terlihat di bibir Nora. Itu bukan surat panggilan, Ma. Tapi surat undangan.
Undangan? ulangku bingung.
Nora mengangguk. Matanya berkaca-kaca. Aku berhasil lulus dengan nilai murni terbaik kedua seluruh Indonesia, Ma. Tiga hari lagi akan ada acara resmi untuk itu. Ayah dan Mama diundang sebagai tamu kehormatan untuk mendampingiku menerima penghargaan khusus dari Departemen Pendidikan Kejuruan.
Mulutku terbuka, aku bangkit dan memeluk putriku erat-erat. Kuucap syukur berulang kali, berterima kasih pada Allah.
Ma, Mama tahu nilai apa yang terbaik dalam seluruh ujian akhirku?
Apa, Sayang?
Bahasa Inggris, Ma. Aku dapat 98 dari keseluruhan soal dan hanya salah dua. Aku juga dapat tawaran kerja menjadi sekretaris dan satu lagi adalah tawaran kuliah gratis selama tiga tahun di sebuah akademi bahasa di Yogya, jawab putriku dengan mata berbinar-binar. Mata itu begitu indah bagai bintang.
Nora, bintang di langit yang cahayanya sering tertutup awan gelap. Tapi di manapun cahaya Nora takkan pernah berhenti bersinar, dengan caranya sendiri cahaya itu pasti akan terlihat. Tergantung bagaimana orang lain memandangnya, tergantung dari mana orang lain melihatnya. Nora tetaplah Nora yang akan selalu jadi putriku. Orang lain mungkin sulit memahaminya, tapi aku akan selalu bersama Nora, memahaminya dan selamanya buatku Nora adalah seorang bintang.
*****
*Berdasarkan pengalaman pribadi seseorang. Bintang tertimbun yang bersinar justru ketika sekolahnya akan berakhir.
 Taurus In Motivation
Read More

cerpen "Setiap Hari Ada Dia"

07.50 | , ,

google



Setiap hari ada dia
Aku mendongak menatap gadis yang tersenyum manis di hadapanku. Dengan senyum polos, mata yang berbinar itu mengedip padaku sekali lagi, lalu ia tertawa. Memamerkan bahagia yang jelas tergambar di wajah mungilnya. Namun, tanpa menunggu responku, ia kembali berlari meninggalkanku. Bergabung bersama teman-teman barunya.
Ia tahu aku mengawasinya. Sesekali ia masih menoleh, melemparkan senyum setelah itu kembali sibuk bercanda tawa dengan orang-orang yang mengelilinginya. Dia bintang diantara gadis-gadis itu. Dulu begitu, sekarang pun masih. Senyum, canda, kata-katanya selalu membuat orang lain ikut merasa bahagia. Sama seperti mereka, aku pun pernah merasakan cahayanya.
Aku akan menjadi istri yang paaaaaaling bahagia sedunia! katanya ketika itu.
Aku hanya meringis dan balas menjawab, Dan aku akan menjadi suami paaaaaling menderita di dunia!
Aaah, Kak Zoe! Kok gitu sih? Bibir gadis mungil itu merengut kesal. Tapi aku tak peduli. Seperti hari ini, esok, lusa bahkan sampai kapanpun, aku takkan pernah ingin menjadikan dirinya sebagai bagian penting dari hidupku. Buatku, ia hanyalah gadis tetangga yang masih kecil dan naif.
Kimberley jatuh cinta padaku sejak pandangan pertama. Itu ungkapan hati yang dia suarakan hanya beberapa hari setelah resmi menjadi tetanggaku. Gadis peranakan keturunan Prancis-Jawa itu masih berusia 12 tahun ketika mengatakannya di hadapan kedua orangtua kami saat acara makan malam di rumahnya. Aku masih SMA kelas dua saat itu dan hanya bisa melongok lalu menahan malu luar biasa karena digoda habis-habisan oleh Mama dan Papa. Kakakku Ray yang tadinya sama sekali tak bersemangat hadir, benar-benar menjadikan makan malam itu bencana yang lengkap untukku. Ia bahkan setuju menjadi mak comblang untuk cinta sepihak Kimberley.
Waktu berlalu, tapi cinta Kim seakan tak pernah berubah. Aku mulai lelah menghadapinya. Beberapa kali kukatakan bahwa aku tak pernah mencintainya.
Aku tak tahu cinta itu apa, Kak Zoe. Aku hanya tahu. Aku selalu ingin bersama Kakak. Aku ingin lihat wajah Kakak, aku ingin selalu bersama Kakak. Daddy bilang thats love, Kim! Jadi aku pikir, aku pasti jatuh cinta. Aku akan pastikan nanti kalau aku sudah dewasa. Tapi sementara menunggu itu, aku hanya ingin Kak Zoe tahu, katanya saat aku bertanya arti cinta dalam pandangannya.
Dan ketika hatiku sempat terpaut pada teman sekelasku yang manis, tanpa malu-malu Kim mendatangi gadis itu dan memberitahu segalanya. Tanpa sempat kuungkap isi hatiku sendiri, Kim sukses membuatku malu sekali lagi. Aku marah besar.
Buatku, kamu hanya anak kecil! Tidak lebih tidak kurang! Aku suka sama siapa itu urusanku, not your business, Kim! Go to hell and keep your step out from my life! bentakku di depan Ray. Ray berusaha menyabarkanku, tapi aku benar-benar marah pada gadis kecil itu.
Cinta Kim memaksa aku mengambil keputusan paling ekstrim sepanjang hidupku. Aku yang tak pernah peduli dengan pelajaran di sekolah, hampir tak pernah berprestasi apapun dan hanya punya satu tujuan hidup untuk menjadi pembalap, berubah dalam semalam. Demi bisa keluar dari rumah dan tinggal di negara lain untuk menghindarinya, aku berjuang keras memperbaiki nilai-nilaiku di tahun terakhir SMA. Papa mengizinkan aku pindah asalkan aku kuliah di universitas pilihannya. Kekerasan hati membawaku pada keberhasilan. Tangis Kim berhari-hari tak mampu meredam keinginan untuk pergi meninggalkannya.
Tadinya kukira dengan jarak dua benua, maka segalanya pun berakhir. Aku meninggalkan pesan agar Ray, Mama atau Papa tidak menggangguku dengan segala urusan Kim. Kukatakan aku ingin menyelesaikan studi secepat mungkin demi penghematan biaya. Aku ingin secepatnya menyelesaikan program engineering yang terpaksa kuambil sebagai bagian dari perjanjian dengan Papa lalu bekerja sejauh mungkin dari Jakarta, kalau perlu tetap tinggal di Australia sampai Kim menikahi orang lain. Itu rencanaku.
Kau kan hanya bilang kami tak boleh membicarakan dia, tapi tak pernah melarang kami untuk memberikan alamat emailmu padanya. Tenang saja, Zoe. Daddynya sudah menahan paspor Kim begitu dia tahu kamu di mana, jadi dia takkan ke sana. Gampang, delete saja surat-suratnya kalau ada, ujar Ray berkelit ketika aku tahu dia memberi alamat surelku pada Kim.
Surat-surat elekronik Kim mulai berdatangan. Dan rasa sunyi di kota yang asing akhirnya berhasil memancingku untuk mulai membaca email Kim.
How are you, Kak Zoe? Miss you so much here. Aku masih selalu ingat Kakak, semua masih tentang Kakak. SMA memang menarik, ada banyak teman baru di sini tapi aku masih tak bisa menghilangkan kakak dari pikiran.
Apa kuliah begitu mengasyikkan sampai liburan semester pun kau tak pernah pulang? Kakak, aku rindu sama Kak Zoe. Mama, Papa dan Kak Ray juga. Pulang ya? Bisakah?
Hampir tiap hari Kim mengirimiku email bahkan foto-fotonya secara rutin. Ia menceritakan semua hal yang mengisi hari-harinya tanpa diriku. Tentang sekolah barunya, teman-temannya, keluarganya lalu berpindah pada keluargaku, sekeliling rumahnya dan rumahku yang dianggapnya seperti rumah kedua, Ia bahkan menyelipkan cerita tentang si kucing kecil yang ia temukan saat pulang sekolah. Kucing yang kemudian ia resmikan menjadi miliknya dengan nama Zokim. Nama gabungan antara aku dan dia. Ia mengirimkan foto Zokim dengan tulisan di bagian belakang Zokim -Gods first giftfor Zoe & Kim
Setiap malam, saat aku sendirian di apartemenku, saat itulah waktuku bersama email-email Kim. Waktu seakan berhenti ketika membaca kisah-kisahnya di dalam email terbaru yang ia kirimkan. Aku bagai sebuah diary yang tak bisa bicara, namun mengetahui semua isi hatinya. Hari, bulan dan tahun berlalu. Di antara kesibukanku sebagai mahasiswa, aku selalu menyempatkan diri membaca email Kim. Aku ikut tersenyum, tertawa, murung, bahkan kecewa saat membaca curahan hati Kim. Email Kim seperti sahabat yang menghiburku saat ia mengirimkan cerita-cerita lucu, seperti kekasih yang memelukku dalam rindu, seperti teman yang berbagi beban kesulitan. Nun jauh di sana.
Sampai suatu hari
Email-email itu tiba-tiba berhenti mendadak. Saat itu aku sibuk mempersiapkan ujian, setelah selesai aku masih harus menyiapkan akomodasi orangtua dan kakakku yang akan datang, hingga tak memperhatikan lagi inbox message yang masuk. Semua berlangsung sesuai rencana, aku juga berhasil memperoleh sebuah pekerjaan di sebuah daerah pertambangan di Nusa Tenggara Barat, jauh dari Jakarta. Papa dan Mama pun sudah mengizinkan kecuali Ray.
Pulanglah dulu, Zoe. Kim sakit, katanya dengan wajah murung.
Sesuatu di hatiku terasa teriris. Sambil menahan nafas aku bertanya, sakit apa?
Ray menatapku lama sekali. Sebelum menunduk menyembunyikan wajah. Pulang saja, Kim takkan bisa mengganggumu lagi. Setidaknya tengoklah dia sebagai seorang teman yang baik, bisik Ray, pelan sekali.
Seribu tanya beredar dalam pikiranku, bayangan terburuk muncul dan aku berusaha menghilangkan ketakutanku. Entah mengapa, kebencianku pada gadis itu lenyap tak bersisa. Tak tahu kapan ketidaksukaanku padanya berubah menjadi kekuatiran. Aku pulang bersama Mama, Papa dan Kak Ray seusai acara inagurasi selesai.
Gadis itu sudah berubah, tak seperti foto-fotonya yang selalu menampilkan tawa atau senyum lebar, aku melihatnya duduk seorang diri di kursi ayunan yang dulu pernah dibuatkan oleh Ray dan aku. Ia berayun-ayun sambil mengelus-elus seekor kucing. Tampak tenang dan sangat berbeda dari bayanganku selama ini. Gadis yang ceria, cerewet, dan tak bisa diam.
Ia mengangkat kepala, menatapku. Namun kembali menunduk dan terus mengusap kepala kucingnya yang kutebak pasti Zokim. Sesaat tangannya berhenti bergerak, lalu kembali menatapku. Aku masih diam tak bergerak di pintu masuk, bersiap diri kalau ia menghambur dalam pelukanku seperti dulu setiap kali aku masuk ke halaman rumahnya. Kali ini aku berjanji takkan bergeser sedikitpun darinya. Aku terpaksa mengaku, hampir lima tahun tak bertemu ternyata membuatku bisa merasa rindu luar biasa padanya. Meski aku tahu Ray ternyata berbohong, gadis itu kelihatan sehat dan bugar. Tak kurang suatu apapun.
Aku tak lagi peduli kalau mataku memancarkan rindu, aku tak peduli lagi berapa lama kali ini Kim akan membelengguku dengan pelukannya yang erat, aku juga tak peduli lagi kalau akhirnya tak bisa menahan mulutku untuk berkata aku rindu. Aku hanya berharap, ia segera mendatangiku, menjerit senang atau melompat gembira seperti dulu.
Gadis itu diam lama sekali. Aku mulai tak sabar. Dan akhirnya ia berdiri, berjalan mendekatiku setelah membebaskan si kucing ke tanah. Tatapannya berbeda, terlalu berbeda dari saat aku meninggalkannya dulu. Tak ada tatapan penuh cinta, penuh harap dan memohon seperti dulu. Tatapan Kim kini kosong, seperti mata boneka. Berkilauan, tapi tak ada ekspresi di dalamnya.
Kakak Kakak ini gumamnya setengah berbisik. Kening Kim berkerut-kerut, lalu tiba-tiba ia menjerit keras sekali sambil memegang kepalanya. Kesakitan.
Suara jeritan Kim membuatku kaget dan ternyata juga seperti alarm yang memanggil semua penghuni rumah. Tak hanya rumahnya, tapi juga rumahku. Daddy dan Mommy Kim berlarian keluar dari dalam rumah, sementara Ray, Papa dan Mama menghambur masuk dari pintu pagar. Semuanya berlari mendekati Kim. Mereka berebutan menolong, memeluk, memapah, membisikkan kata-kata menenangkan sambil membawanya masuk ke dalam rumah, meninggalkan aku yang terpana kebingungan. Sesuatu yang salah sedang terjadi pada Kim. Gadis itu bukan Kimberley yang kukenal.
***
Sulit bagiku menerima kenyataan. Kimberley-ku sudah tiada. Kecelakaan yang dialaminya membuat gadis itu melupakan banyak hal, kehilangan seluruh kemampuan yang selama ini dimilikinya. Kim kembali menjadi seorang anak-anak, tak bisa membaca, tak mengenal siapa-siapa, tak tahu apapun bahkan membedakan kiri dan kanan, atas atau bawahpun dia tak bisa. Otaknya yang cerdas kini lenyap tak bersisa. Ia berubah menjadi sosok dengan kemampuan berpikir bagai anak balita yang terbungkus tubuh dewasa. Kecuali satu, dia masih selalu senang berada di sisiku.
Email-email Kim dulu masih ada. Seringkali jika rasa tak percaya timbul, kubuka kembali dan kukenang satu persatu setiap ceritanya dengan bertanya. Namun, Kim hanya menatapku dengan tatapan bingung. Mengiraku sedang berbicara sendiri.
Selembar kertas kutemukan tanpa sengaja ketika membereskan kamar Kim. Isinya berhasil meyakinkan diriku sendiri. Apa yang harus kulakukan? Apa yang kuinginkan sekarang?
Satu keputusan besar sekali lagi kuambil. Aku ingin menikahi Kim. Bukan rasa bersalah seperti dugaan seluruh keluarga kami berdua, tapi karena aku menyadari satu hal pada akhirnya. Aku jatuh cinta pada Kim. Sama seperti Kim, yang dulu pernah berkata tak pernah tahu apa itu cinta atau bukan, aku juga perlu waktu untuk menyadarinya. Hanya sayang, aku sadar setelah semuanya terjadi.
Dulu sekali, tanpa kusadari seorang gadis datang padaku. Mengambil bagian dari hatiku, mengukir namanya walaupun sangat kecil di salah satu sudut. Ia mencintaiku, sangat mencintaku sampai aku takut padanya. Entah apa sebabnya. Namun waktu membuatku mengerti. Karena saat bertemu dengannya, aku seperti melihat diriku. Menangis dan tertawa untuk seseorang. Menyakiti dan tersakiti dalam satu waktu. Aku berusaha mengusirnya karena aku takut rasa itu akan menguasai seluruh hidupku. Dan ketika semakin terjebak dalam pusaran kasih sayang itu, aku bahkan tak sanggup membayangkan hidup tanpa dirinya.
Kimberley-ku dulu memang tiada, tapi senyum dan tawa itu masih sama. Entah ia paham atau tidak, ia masih selalu menikmati setiap kebersamaan kami. Dan aku merasa cukup hanya melihat senyum serta tawa yang dulu selalu ia berian padaku. Kim menemaniku dalam kesendirianku, ketika aku bahkan tak pernah ada untukku saat ia sendiri menangis dalam rindu. Kini, aku ingin menemani Kim sepanjang hidupku, meski Kim tak mengenal diriku.
Kakak, jangan tinggalkan aku! satu-satunya kalimat yang setiap malam ia ucapkan sebelum tidur. Kalimat pertama yang ia ucapkan setelah kami menikah selama enam bulan, padahal aku selalu mengajarinya untuk mengucapkan I Love You seperti dulu. Mungkin dibandingkan meraih cintaku, Kim lebih takut aku pergi jauh darinya. Sekarang perasaan itu selalu berada di dalam hatiku. Takut Kim tertidur tanpa pernah bangun lagi, kuatir ia semakin lupa padaku dan mengusirku suatu hari nanti.
Setiap detik bersama Kim, mencintai, mengasihi sampai ia mengingatku lagi. Harapan mungkin tinggal harapan, karena sudah banyak dokter yang kami datangi semuanya angkat tangan. Tapi aku tak pernah menyerah, setidaknya aku hanya mengharap mata Kim tetap menatapku dengan cinta seperti sekarang, sama seperti dulu ketika ia masih memujaku bagai tokoh idola.
Seperti hari ini, seusai terapi yang harus ia lakukan. Menatapnya dari kejauhan, membiarkannya sementara bergembira bersama orang-orang yang sama seperti dirinya. Tak mengingat apapun, selain hanya harus tertawa menikmati dunia hari ini. Aku tak pernah memikirkan pandangan kasihan dari orang-orang, ataupun kata-kata sindiran menyakitkan saat mereka melihat Kim. Karena aku tahu, Kim tak pernah peduli. Dulu ia tak pernah peduli meski semua orang mengejek cintanya padaku, aku juga tak mau membiarkan ejekan orang menghentikan kesempatanku mencintai Kim. Kim, nama yang kuukir sangat kecil di sudut hatiku, ternyata tertulis dalam dan indah. Nama yang selamanya akan tetap terpatri sampai maut memisahkan kami berdua.
Jauh dalam hatiku, terkenang barisan kalimat dalam lembaran kertas yang kutemukan hari itu.
Setiap hari ada dia
Di ingatanku, di hatiku, di setiap denyut jantungku
Aku cinta dia selamanya, meski ia melupakanku, meski ia menjauhiku
Aku akan berlari mendekat, aku akan terus menggapainya
Cinta bukan untuk menjauh, cinta untuk direngkuh.
I Love You, Kak Zoe
I love you too, Kimberley, bisikku, saat ia mendekat setelah aku melambai padanya. Ia tersenyum, lagi. Aku meraih tangan Kim, menarik tubuhnya dalam rangkulan, memastikan ia aman bersamaku. Kemudian, kami berjalan keluar meninggalkan rumah sakit. Hari ini, esok dan nanti, ia bersamaku dalam rengkuhan cinta.
*****


Taurus In Motivation
Read More

renungan "Syukuri APa Yang Ada Padamu Saat Ini"

07.27 | , , , ,



Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.

Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,


Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.


Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.


Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.


Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!

Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”

Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”

Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.

Taurus In Motivation
Read More

Mom... I Love You

09.56 | ,


Ibu...sebuah kata yg aku sebutkan untuk seseorang yang sangat aku sayang,hormat, dan cinta padanya..
Puisi ini adalah ungkapan rasaku yang terdalam untukmu...ibu...

Kau adalah malaikat dunia
Yang tak lembut
Tapi keras dan tegar
Setegar karang di lautan
Yang tak bergeming dihantam gelombang
Ibu...
Air wajahmu segarang matahari
Tapi kasihmu seindah pelangi
Kau bukanlah wanita yang anggun
Tapi hatimu sebening embun
Hari-harimu jarang dihiasi tawa
Tapi kau selalu penuh cinta
Ibu...
Ampuni aku yang selalu membuatmu merajut rasa khawatir di hati
Ampuni aku yang belum mampu membuatmu tersenyum menatap pagi
Ampuni aku yang belum bisa memenuhi ruang hatimu dengan cahaya
Ampuni aku yang belum bisa mewujudkan asa yang kau renda dengan titian doa
Ibu...
Aku mencintaimu sedalam engkau mencintaiku didalam hatimu...


Taurus In Motivation
Read More

Aku Bangga Memiliki Ibu

05.44 | , , , ,


Ini hari libur. Cuaca sedang sangat cerah dan pasti menyenangkan bila Tom dan ibunya menghabiskan waktu dengan bermain di taman kota. Tom masih berusia 9 tahun, ia adalah anak yatim. Ayahnya meninggal dalam perang saat ia masih berusia 4 tahun. Tom sering bertanya pada ibunya di manakah sang ayah berada. Si ibu seringkali menjawab dengan sedikit miris, namun ia selalu mengatakan dengan tegar bahwa Tom sangat beruntung karena saat ini Tom punya Ayah yang akan melihatnya di mana pun Tom berada, apapun yang Tom lakukan.

"Di mana itu, Bu?" tanya Tom.

Si ibu mengusap kepala Tom dan menjawab dengan senyum tulus, menahan keharuan, "Di surga, Sayangku."

Tom tidak akan protes dengan jawaban ibunya. Ia selalu berpikir surga itu ada di langit dan tidak jauh dari bumi. Ia berkata pada ibunya bahwa dia akan jadi pilot atau astronot suatu saat untuk bisa menemui Ayahnya. Namun bagaimanapun, Ibu Tom juga sering merasa rindu akan suaminya. Kadang dirasa olehnya bahwa ia tidak sanggup menjadi ayah sekaligus ibu untuk Tom. Ia sering melihat Tom terpaku melihat anak lain bermain bola atau bersepeda dengan ayah mereka di taman.

Hari ini juga begitu. Tom mengunyah sandwichnya sambil melihat ke arah seorang ayah yang sedang bermain basket dengan dua putra dan satu putrinya. Tiba-tiba bola basket itu menggelinding ke arah Tom dan Tom mengambilnya. Rupanya mereka juga ingin mengajak Tom bermain. Ibu Tom mengangguk saat putranya itu menoleh dan meminta ijin bermain dengan mereka.

"Hai aku Kim. Terima kasih bolanya," kata anak lelaki itu.

"Aku Tom," jawab Tom dengan memicingkan mata karena sinar matahari.

"Itu ibumu?" tanya Kim.

"Ya, dia ibuku," jawab Tom.

"Ibumu cantik dan kelihatan baik. Kau beruntung."

"Ya, ibuku sangat baik. Kau juga kelihatan punya ayah yang baik."

Kim tersenyum, "Kami anak angkat. Orang itu ayah angkat kami dan yang duduk di sana itu, ibu angkat kami. Mereka sangat sibuk dan baru akhir-akhir ini kami bisa bermain. Tapi tidak apa-apa, sesibuk apapun, ayah angkat kami akan menyempatkan main setidaknya dua kali seminggu."

Tom agak terkejut. Ibunya bekerja, tapi selalu bisa menemaninya sedangkan Kim adalah anak angkat dengan orang tua lengkap, tapi hanya bisa main dua kali seminggu. Tom jadi kepikiran sembari bermain basket bersama mereka. Tadinya Tom memang cukup iri dengan mereka yang nampak bahagia, namun sekarang saat Tom bermain dengan mereka, ia sering menoleh ke arah ibunya. Rasanya ia kangen sekali pada ibunya yang super sabar menjawab pertanyaannya, merawat dan menyayanginya.

Seusai bermain dan pamitan dengan keluarga Kim, Tom segera menghampiri ibunya dan memeluknya erat. "Ibu adalah ibu terbaik di seluruh dunia," ujarnya dalam pelukan sang Ibu. Setengah terkejut, Ibu Tom tersenyum, "Bagaimana kau tahu, Tom? Kau kan belum bertemu dengan ibu di seluruh dunia.". Tom memeluk ibunya lebih erat dan berkata, "Sudah kok. Kau adalah duniaku, Bu.".

Si ibu terharu, air matanya menetes membasahi senyumnya yang manis. Tiba-tiba ia merasa sangat bahagia dan seperti melihat suaminya tersenyum di langit sana.

    "Seringkali kita memuliakan apa yang tidak kita miliki, tanpa menyadari yang kita miliki adalah yang paling indah untuk hidup kita."
Taurus In Motivation
Read More

Bangunkan AKu

08.02 | , , ,


Bangunkan aku

Bila September telah pergi

Sebab ia tak lagi ceria

Hanya balutkan luka

Perih menggores bayang nestapa

Kisahnya mengurai kenangan pilu

Tentang dia dan juga goresan takdir

Yang tajam menampar asa

Tinggalkan jejak-jejak basah di sudut mata


Bangunkan aku

Bila Desember telah tiba

Kuharap ia tak lagi kelabu

Hngga tak ada lagi lukisan

Siluet rona temaram kelam

Juga alunan tembang pilu merasuk


Karena aku begitu lelah

Memetik dawai melodi suram

Dalam bait-bait laguku
Read More

September Kelabu 2007

07.59 | , , ,


september kelabu 2007
air mata..
by cinta yang terabaikan
satria sebelum cahaya
ku ratapi kisahku dengan air mata
ku renungi kisah kita dengan tangis sendu
hati ini terlalu sakit karena cintamu
serpihan demi serpihan luka kurasa
kepingan demi kepingan tentang kita ku ingat..
semakin ku kenang semakin hancur hati ini..
tapi mengapa...
sampai sekarang aku masih bisa mencintaimu...??
bilur-bilur luka meleleh...harapan cinta mengental..
mencoba membudaki tangis...
dan menghapus air mata di pipi..
mengapa luka ini membuatku makin cinta..?
kapankah air mata ini menjadi air mata yang bening dan tak keruh..
kapankah derai tangisku terhenti...
menjadi setetes dan terakhir..
seharusnya aku tak perlu..aku tangisi...
harusnya aku kuat...
harusnya tak perlu ku pertaruhkan air mata ini..
hanya demi satu kenangan...dan masa yang telah pergi..
tapi mengapa...mengapa sampai sekarang aku tak bisa melupakan nya ?
mengapa terus jatuh...?dan menumpah air mata yang perihkan hati ini...
hatiku kini menjadi perasa...
air mata ini jatuh....jatuh untuk cinta yang telah mengabaikan ku,
mataku yang menjadi saksi bagaimana...air mataku jatuh untuknya..
air mataku terus jatuh....terlalu banyak ..dan berderai..
terlalu lama menetes,..dan terus menumpah..
aku sendiri bersama keluh kesah ku..
yang tenggelam oleh suara tangisku..
bersama serpihan hati yang akan aku bawa,
sampai...aku mati...
================
gray september 2007
tears ..
by love the neglected
satria before the light
lamunkan my story with tears
I reflect on our stories with mournful cries
heart is too sick because of your love
flake by flake wounds I guess
piece by piece of me remember us ..
I recalled more and more broken heart ..
but why ...
until now I still love you ...??
wound stripes melt ... hope love thickens ..
try to slavishly cry ...
and wiped tears from her cheeks ..
why these injuries made ​​me more love ..?
when will these tears into tears clear and not cloudy ..
when will the crying stop patter ...
into a drop and the last ..
I should not have to .. I was crying ...
I should be strong ...
should not have bet my tears ..
only after another ... and the memories that have gone ..
but why ... why until now I can not forget her?
why continue to fall ...? and shed tears that this heart perihkan ...
my heart is a taste ...
tears are falling .... falling for the love that has been ignoring me,
my eyes are witness to how my tears fall for him ... ..
my tears keep falling .... too much .. and laughing ..
dripping too long, and continues to spill .. ..
I'm alone with my grief ..
who drowned by the sound of my tears ..
with flakes heart that will I bring,..
till I die...
Read More

MAAFKAN AKU SAHABAT

04.44 | ,


Mungkin semua yang ku perbuat
membuat mu marah dan benci
tak pernah terfikir oleh ku
kalau kalian akan membenci ku
dan meninggalkan ku seorang diri....

Semua kenangan yg pernah ada
sayang yang pernah berbagi
kini berubah menjadi permusuhan
yang tak ada artinya

Maafkan aku sahabat
yang tlah melukai mu
maafkanlah aku
yang tak bisa menjaga persahabatan kita

Tapi.....
kalian akan slalu di hati ku
slamanya kalian tetap sahabat ku
tulus maaf dari ku sahabat...
yang slama ini tak mampu
mengucapkan maaf pada mu
Read More

TAK ADA NAMANYA MANTAN SAHABAT

04.42 | ,


Sahabat...
Kau selalu menemaniku
Di saat aku sedih maupun aku gembira
Kau seperti Matahari yang menyinari bumi..
Kau seperti ada di dalam jiwa & ragaku...

Oh Sahabat...

Aku terpikir bila kita tidak bersama-sama lagi...
Jika Tuhan bisa aku ajak bicara..
Aku pasti bicara "Ohh.. Tuhan jika kau ambil nyawa sahabat ku,ambilah juga nyawaku''
Jika diperintahkan untuk memilih pun aku pasti memilih sahabat dari pada seorang kekasih..

Sahabat..

Aku berharap kita tidak akan berpisah lagi...
Read More

MENANGISLAH SAHABAT

04.39 | ,


Tak bisa ungkap dengan kata apapun
Ini memang sangat membosankan
Ini begitu melelahkan
Bahkan, ini sangat menjengkelkan
Tubuh seakan beku dalam bongkahan es
Membeku tidak tahu kapan akan mencair

Yaa… itu benar sobat
Itu semua seperti sorot lampu panggung tanpa penonton
Menerangi tubuh di dalam kegelapan
Terdiam bisu tanpa senyum dan air mata
Ini sangat menyedihkan..
Namun.. ingatlah sobat..
Kau tidak sendiri
Kau tidak berdiri sendiri di kegelapan itu

Teteskanlah air matamu jika hatimu merasa terisak
Berteriaklah sepuasmu jika hatimu memanas
Karena itu lebih baik ku lihat
Dari pada kau terdiam kaku di bawah sorot lampu itu
Bagai seorang tokoh tanpa dialog.
Read More

NEGERI IMPIAN

04.37 | ,


Bias mentari hempaskan jiwaku
Terbangkan sepi dalam asingku
Yang tampak hanya kenangan
Temaniku dalam kesendirian

Kicau burung bersahutan
Iringi riuh ombak yang berkilauan...
Kugenggam asa di Negri orang jauh dari penantian..
Kucari sebuah damai yang ada diujung lautan

Damai indah penuh harap,yang ada dalam khayalan
Tapi setelah kutelusuri,tak ada damai sejati yang slama ni aku cari
Sejenak aku berhenti liat Negri kaya mimpi,dan akupun mulai menyadari
Damai sejati hanya ada dalam hati,yang slalu mensyukuri Nikmat ilLahi rabbi...
Read More

INGATKAH KAMU ?

04.34 | ,


Petang yang memilukan hati,
tak kusangka baru saja berakhir.
setelah lama kisah terbina bersama,
hancur tak tersisa.

Air hujan basahi semua cerita itu,
hanya sisakan pelangi.
pelangi yang kuharap warnanya adalah keajaiban,
yang bisa menyatukan kita kembali.

Sungguh berat aku melepasmu,
yang banyak hadirkan kisah indah dalam hidupku.
sekarang kuhanya bisa hadapi waktu,
sendiri jalani hari kehari bermimpi tuk milikimu lagi.

Senang kukenal dirimu,
serasa hidupku sempurna .
namun apa daya kau telah akhirinya,
disaat rasa ini telah ada.

Kuakui dulu ku tak mencintaimu seutuhnya,
karena ku tak tahu dengan perasaanku.
tapi sudahlah semua,
mungkin kau tahu yang terbaik untuk kita,
bukan untukku dan bukan untuk hidupku.

Dingin malam pun mulai selimuti,
temani kesendirianku menyambut mimpi.
kebersamaan dulu kini hanya cerita,
yang mungkin kan jadi bayangan saja.

Dan selalu kupercaya,
semua indah kan pada waktunya.
tak tahu kapan kan terjadi,
kuyakini saja
Read More

RESAH ANAK PETANI

04.31 | ,


Disudut pematang sawah
bersandar tangan merebah
pada alas jerami menyapa ramah
anak desa bersenandung kidung indah
diseling semilir angin senja halus mendesah
riuh paruh sekumpul itik temukan pakan meruah
antara seribu pokok batang padi dilumpur basah
kecil kaki burung perenjak menari melompat lincah
dari ranting bangga saksikan alam menghijau indah

Senja melaju pergi
rumah kecil pinggir kali
berteman sunyi berakrab sepi
disaat semua pintu telah terkunci
rebah tubuh lelah diatas balai anak petani
resah mengoyak hati dunianya tak kan lestari
jalan lapang beraspal membelah tanah ladang kini
kokoh berdiri angkuh berjajar rumah beton industri
riang kicau burung berganti bising mesin seputar hari

Desau angin pagi
membawa rindu kembali
pada bukit dan rumput menari
surga loka bagi jiwa-jiwa bersemi
disanalah kegembiraan hidup berarti

Dibawah bukit yang sama
jejak langkah kaki kecil sahaja
bersama sabar menyemai benih asa
musnah terkubur oleh serakahnya kota
hingga keterasingan kini menelungkup nyata
Read More

AKU MUNGKIN TAK PERNAH LAGI

04.54 | , ,


Aku mungkin takkan melihat hari esok
Tak ada jaminan
dan semua yang terjadi kemarin
menjadi bagian dari sejarah

Meramal masa depan, aku tak dapat
Mengubah masa lamapau, aku tak mampu
Milikku hanya hari ini
yang kelak akan menjadi kenangan

Aku harus bijak memanfaatkan saat - saatku
karena semua itu akan berlalu
lalu lenyap selamanya
menjadi bagian masa lalu

Aku harus curahkan kasih sayangku
Membantu bangkit mereka yang jatuh
menjadi teman yang kesepian
Membuat hidup mereka sempurna

Kejahatan yang kulakukan hari ni
tak dapat kubatalkan
Persahabatan yang gagal kubina
mungkin tak pernah dapat kuusahakan

Aku mungkin tak punya kesempatan lain
'Tuk bersujud mengucap doa

Tuhan...!
Dengan rendah hati kubersyukur

atas hari ini yang kau karuniakan kepadaku
Read More