Dalam banyak sejarah dan banyak riwayat, Ilmu sihir memang akan lebih
ampuh jika dilakukan oleh seorang wanita. Dalam level ilmusihir yang
setingkat, penyihir wanita (Witch) akan lebih unggul dibandingkan
penyihir pria (Wizard). Tapi ada pula yang berpendapat bahwa jaman
dahulu banyak terjadi perendahan martabat wanita, sehingga banyak wanita
yang "dituduh" sebagai tukang sihir jahat.
Besar kemungkinan karena pada masa itu sihir yang paling dikenal adalah
sihir dewi Isis yang menggunakan simpul tali (simpul dewi Isis) sebagai
medium sihir. Sihir ini berasal dari mesir, dan menyebar ke timur
tengah. Uniknya sahabat anehdidunia.com, hampir semua penyihir yang
melestarikan dan menggunakan simpul Isis sebagai medium sihir, berjenis
kelamin wanita.
Lepas dari itu, yang pasti bahwa ilmu sihir ini berasal dari jaman
Babilonia kuno, yang diajarkan oleh dua orang Malaikat Harut dan Marut
sebagai cobaan bagi manusia. Kemudian setelah itu SETAN lah yang
mengajarkan ilmu sihir itu kepada manusia pada masa kerajaan Sulaiman.
Oleh karena itu siapapun yang mempelajari ilmu sihir, berarti dia telah
berada dalam kesesatan yang jauh atau kafir. (termasuk harry potter)
Di Indonesia juga ada sebuah legenda yang berawal dari sebuah sejarah
tentang seorang penyihir wanita yang dikenal jahat di masa kerajaan
Kediri, yang dikenal dengan nama CALONARANG.
Kisah Calonarang awalnya ditulis di naskah daun lontar (tidak diketahui
siapa penulisnya) dengan aksara Bali Kuna. Jumlahnya empat naskah,
asing-masing bernomor Godex Oriental 4561, 4562, 5279 dan 5387 (lihat
Catalogus Juynboll II. P. 300-301; Soewito Santoso 1975; 11-12).
Meskipun aksaranya Bali Kuna, tetapi bahasanya Kawi atau Jawa Kuna.
Naskah yang termuda no. 4561, Beberapa bagian dari naskah 4562-5279 dan
5287 tidak lengkap sehingga dengan tiga naskah ini dapat saling
melengkapi. Sebenarnya naskah no. 5279 dan 5287 merupakan satu naskah;
naskah no. 5279 berisi ceritera bagian depan, sedangkan no. 5387 berisi
ceritera bagian belakang. Naskah tertua no. 5279 berangka tahun 1462
Saka (1540 M). Semua naskah tersebut disimpan di Perpustakaan Koninklijk
Instituut voor Taal – Land – en Volkenkunde van Ned. Indies di Leiden,
Belanda.
Naskah Calon Arang pernah diterbitkan dan diterjemahkan ke dalam bahasa
Belanda oleh Prof. Dr. Poerbatjaraka (lihat “De Calon Arang” dalam BKI
82. 1926: 110-180) dan pada 1975 diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh
Dr. Soewito santoso (lihat “Calon Arang Si Janda Dari Girah”, Balai
Pustaka 1975). Uraian di bawah ini disarikan dari tulisan Dr. Soewito
Santoso tersebut.
Ringkasan kisah dalam naskah tersebut terdiri atas dua bagian:
1.Tentang Calon Arang,
2.Tentang pembagian wilayah kerajaan Airlangga kepada dua puteranya.
Dan yang akan kita bahas adalah yang pertama yaitu kisah CalonArang
Latar Belakang Sejarah
Raja Airlangga (1006-1042 M) memerintah di Jawa Timur sejak 1021 M
sesuai dengan isi prasati Pucangan (Calcutta). Pusat kerajaan Airlangga
berpindah-pindah karena diserang oleh musuh. Prasasti Terep (1032 M)
menyebutkan raja Airlangga lari dari istananya di Watan Mas ke Patakan
karena serangan musuh. Prasasti tidak menyebutkan bahwa keraton
Airlangga ada di Daha, tetapi naskah Calon Arang ini menyebutkan keraton
Airlangga ada di Daha (Kediri).
Pada masa itulah hidup seorang janda yang sangat sakti bernama Dayu Datu
dari Desa Girah yaitu Desa pesisir termasuk wilayah Kerajaan Kediri,
yang ahli ilmu sihir dan mendirikan sebuah padepokan sihir. Dayu Datu
inilah yang kita kenal sebagai Calonarang.
Calon Arang menuliskan semua ilmu sihirnya kedalam sebuah "Kitab", dan
kitab sihir inilah yang dalam kisah "dicuri" atau diamankan oleh Mpu
Bharadah, yang akhirnya berhasil mengalahkan Calon Arang.
Tidak jelas keberadaan kitab sihir tersebut saat ini, tetapi beberapa
orang murid Calon Arang (yang telah mempelajari sebagian ilmu sihir
calon arang), melarikan diri ke pulau Bali. Di Bali mereka mengajarkan
dan melestarikan sebagian ilmu yang mereka pelajari dari calon arang,
dan ilmu itu sekarang kita kenal dengan nama Leak. Oleh karena itulah
kisah calon arang ini sangat dekat dengan adat masarakat hindu Bali
sehingga calon arang di klaim sebagai orang Bali. Perlu diketahui juga
bahwa pada masa itu Bali juga berada dalam kekuasaan Airlangga, dan
diperintah oleh adik dari Airlangga sendiri yang bernama Anak Wungsu.
Yang menarik adalah pada masa itu, agama yang populer adalah agama Budha
aliran Tantrayana. Tantrayana mengajarkan cara pintas menuju Moksa.
Upacara yang dilakukan antara lain menari-nari di atas kuburan dengan
iringan musik (instrumen kangsi dan kemanak) sambil minum darah dan
makan daging mayat yang dilakukan pada malam hari bertelanjang badan.
Ajaran ini kemudian juga dianut oleh raja Kertanegara (1268-1292 M) dari
Singasari. Dengan cara demikian terjadilah pertemuan jiwa antara pelaku
upacara dengan dewanya (lihat juga naskah Tantu Panggelaran disertasi
dari Th. Pigeud 1924). Meskipun Ajaran Tantra dimasudkan untuk kebaikan
bukan kejahatan, tapi diyakini Calon Arang juga melakukan ritual yang
serupa yang dia lakukan untuk menyembah/memohon pada Btari Durga, yang
notabene adalah salah satu dewi agama hindu. Sinkritisme?
Lebih menarik lagi fakta yang diketahui bahwa Mpu Bharada beragama
Budha, sedangkan muridnya, yaitu raja Airlangga beragama Hindu
Ilmu Leak adalah sebagian dari Ilmu Sihir Calonarang
Di Bali Ilmu leak dikenal masyarakat luas, ilmu ini memang teramat sadis
karena dapat membunuh manusia dalam waktu yang relatif singkat. Ilmu
Leak dapat juga menyebabkan manusia mati secara perlahan yang dapat
menimbulkan penderitaan yang hebat dan berkepanjangan.
Dalam masyarakat Bali khususnya yang beragama Hindu dikenal dengan
istilah “Rua Bineda” yaitu Rua berarti dua dan Bineda berarti berbeda
yang artinya ada dua yang selalu berbeda, seperti adanya siang dan
malam, ada suka dan duka, ada hidup dan mati. Demikian pula dengan ilmu
ini ada ilmu yang beraliran kiri disebut Ilmu Hitam atau Ilmu
Pengeleakan dan sebagai penangkalnya ada ilmu yang beraliran kanan atau
Ilmu Putih?.
Ilmu Hitam atau Ilmu Pengeleakan, tergolong "Aji Wegig" yaitu aji
berarti ilmu, wegig berarti begig yaitu suatu sifat yang suka menggangu
orang lain. Karena sifatnya negative, maka ilmu ini sering disebut
"Ngiwa".
Ngiwa asal katanya kiwa (Bahasa Bali) artinya kiri.
Ngiwa berarti melakukan perbuatan kiwa alias kiri.
Ilmu leak ini bisa dipelajari pada lontar – lontar yang memuat serangkaian Ilmu Hitam.
Lontar –lontar atau buku – buku jaman kuno yang terbuat dari daun pohon
lontar yang dibuat sedemikian rupa dengan ukuran panjang 30 cm dan lebar
3 cm, diatas lontar diisi tulisan aksara Bali dengan bahasa yang sangat
sakral.
Murid2 calonarang yang melarikan diri ke bali menuliskan Ilmu Pengleakan
pada kitab lontar dan membuatnya dalam empat kitab yaitu :
1. Lontar Cambra Berag,
2. Lontar Sampian Emas,
3. Lontar Tanting Emas,
4. Lontar Jung Biru.
Ilmu leak ini ada tingkatan – tingkatannya yaitu :
1. Ilmu Leak Tingkat Bawah yaitu orang yang bisa ngeleak tersebut bisa
merubah wujudnya menjadi binatang seperti monyet, anjing, ayam putih,
kambing, babi betina (bangkung) dan lain – lain.
2. Ilmu Leak Tingkat Menengah yaitu orang yang bisa ngeleak pada tingkat
ini sudah bisa merubah wujudnya menjadi Burung Garuda bisa terbang
tinggi, paruh dan cakarnya berbisa, matanya bisa keluar api, juga bisa
berubah wujud menjadi Jaka Tungul atau pohon enau tanpa daun yang
batangnya bisa mengeluarkan api dan bau busuk yang beracun.
3. Ilmu Leak Tingkat Tinggi yaitu orang yang bisa ngeleak tingkat ini
sudah bisa merubah wujudnya menjadi Bade yaitu berupa menara pengusungan
jenasah bertingkat dua puluh satu atau tumpang selikur dalam bahasa
Bali dan seluruh tubuh menara tersebut berisi api yang menjalar – jalar
sehingga apa saja yang kena sasarannya bisa hangus menjadi abu.
Ilmu Pengleakan Bali sangat menakutkan, dan itu baru SEBAGIAN dari apa
yang tertulis dalam kitab calonarang. Bayangkan kalau seluruh ilmu sihir
yang ada dalam kitab calonarang ditemukan ....
Calonarang sering disebut Rangda Nateng Girah yaitu Rangda artinya
Janda, Nateng artinya Raja (Penguasa). Girah adalah nama suatu desa.
Jadi ‘’Rangda Nateng Girah’’ artinya Janda Penguasa desa Girah.
Calonarang adalah Ratu Sihir yang sangat sakti, pada jaman itu bisa
membuat wilayah Kerajaan Kediri mengalami Gerubug/Pageblug/Epidemi atau
wabah yang dapat mematikan rakyatnya dalam waktu singkat, yaitu pada
wilayah pesisir termasuk wilayah desa Girah.
Dibawah ini adalah kisah calonarang versi bali, sehingga calonarang
disebut ibu, dan ilmu sihirnya disebut leak. Kisah ini pernah juga di
filmkan dan diperankan oleh sang artis ratu horor, Suzzana ...
Kisah Calon Arang
Di Kerajaan Kediri pada masa pemerintahan Airlangga yaitu didesa Girah
ada sebuah Perguruan Ilmu Hitam atau Ilmu Sihir yang dipimpin oleh
seorang janda yang bernama Ibu Calonarang (nama julukan dari Dayu Datu).
Murid – muridnya semua perempuan dan diantaranya ada empat murid yang
ilmunya sudah tergolong tingkat senior antara lain : Nyi Larung, Nyi
Lenda, Nyi Lendi, Nyi Sedaksa.