Kanker payudara tak hanya bisa menyerang wanita muda atau wanita yang telah berumur. Penyakit mematikan tersebut juga bisa menyerang anak berusia empat tahun. Hal itu dialami Aleisha Hunter, dari Ontario, Kanada.
Aleisha didianosis terkena kanker payudara bahkan sebelum memasuki masa puber. Kasus yang dialami Aleisha memang sangat langka. Penyakit ini diketahui ibu Aleisha bermula ketika ia melihat benjolan kecil di sisi kiri bagian dada. Kemudian sang ibu mencari perawatan dan berkonsultasi dengan dokter.
Hasil diagnosis medis saat itu adalah peradangan limfatik, karena infeksi bakteri pada kelenjar getah bening. Ketika kondisi Aleisha memburuk, ibunya membawanya ke ruang gawat darurat di salah satu rumah sakit di Toronto, Kanada. Dia diberikan MRI dan biopsi, yang menunjukkan bahwa benjolan itu sebenarnya karsinoma sekresi payudara yang masih kecil.
Hanya ada sedikit penelitian tentang kondisi tersebut. Tumor, yang mengeluarkan cairan, dapat ditemukan pada payudara wanita dewasa tapi buka tipe umum tumor. Dokter pun menvonis Aleisha terserang kanker payudara.
Untuk menangani masalah ini secara cepat, Aleisha pun menjalani operasi masektomi secara penuh. Dalam operasi tersebut payudara kiri Aleisha yang belum tumbuh diangkat termasuk puting, areola dan jaringan getah bening di bawah lengan.
Hasil operasi berjalan sukses. Tim dokter yang menanganinya mengatakan kemungkinan besar kanker tidak akan muncul kembali. Sharifa Himidan, ahli bedah dan dokter utama dalam kasus Aleisha akan menuliskan laporan prosedural untuk membuat Aleisha dtempatkan dalam sejarah medis internasional.
Meksipun Aleisha sudah bisa dikatakan sembuh, tetapi masih ada kekhawatiran dari ibu Aleisha. Sang ibu justru memikirkan bagaimana putrinya akan mencitrakan dirinya ketika ia mulai beranjak remaja. Menurutnya, Aleisha juga terkadang terlihat frustasi dengan perhatian banyak orang karena penyakit yang dialaminya.
Aleisha kini menjadi salah seorang duta untuk melawan kanker payudara. Ia adalah satu dari 4.600 relawan yang berjalan kaki dalam acara tahunan End Women Cancers di Toronto baru-baru ini, yang diselenggarakan Unit penelitian kanker, Rumah Sakit Princess Margaret.
Aleisha didianosis terkena kanker payudara bahkan sebelum memasuki masa puber. Kasus yang dialami Aleisha memang sangat langka. Penyakit ini diketahui ibu Aleisha bermula ketika ia melihat benjolan kecil di sisi kiri bagian dada. Kemudian sang ibu mencari perawatan dan berkonsultasi dengan dokter.
Hasil diagnosis medis saat itu adalah peradangan limfatik, karena infeksi bakteri pada kelenjar getah bening. Ketika kondisi Aleisha memburuk, ibunya membawanya ke ruang gawat darurat di salah satu rumah sakit di Toronto, Kanada. Dia diberikan MRI dan biopsi, yang menunjukkan bahwa benjolan itu sebenarnya karsinoma sekresi payudara yang masih kecil.
Hanya ada sedikit penelitian tentang kondisi tersebut. Tumor, yang mengeluarkan cairan, dapat ditemukan pada payudara wanita dewasa tapi buka tipe umum tumor. Dokter pun menvonis Aleisha terserang kanker payudara.
Untuk menangani masalah ini secara cepat, Aleisha pun menjalani operasi masektomi secara penuh. Dalam operasi tersebut payudara kiri Aleisha yang belum tumbuh diangkat termasuk puting, areola dan jaringan getah bening di bawah lengan.
Hasil operasi berjalan sukses. Tim dokter yang menanganinya mengatakan kemungkinan besar kanker tidak akan muncul kembali. Sharifa Himidan, ahli bedah dan dokter utama dalam kasus Aleisha akan menuliskan laporan prosedural untuk membuat Aleisha dtempatkan dalam sejarah medis internasional.
Meksipun Aleisha sudah bisa dikatakan sembuh, tetapi masih ada kekhawatiran dari ibu Aleisha. Sang ibu justru memikirkan bagaimana putrinya akan mencitrakan dirinya ketika ia mulai beranjak remaja. Menurutnya, Aleisha juga terkadang terlihat frustasi dengan perhatian banyak orang karena penyakit yang dialaminya.
Aleisha kini menjadi salah seorang duta untuk melawan kanker payudara. Ia adalah satu dari 4.600 relawan yang berjalan kaki dalam acara tahunan End Women Cancers di Toronto baru-baru ini, yang diselenggarakan Unit penelitian kanker, Rumah Sakit Princess Margaret.