Kemuliaan hati adalah disaat Anda merasa senang jika di tegur dan di ingatkan oleh sahabat Anda. Dan sahabat Anda adalah yang gemar mengingatkan Anda jika anda bersalah. Alangkah indahnya jika persahabatan di jalin dalam irama meningkatkan kualitas diri agar semakin dekat kepada Allah dan semakin cinta kepada Rasulullah SAW. Bukan sahabat Anda jika dia membiarkan Anda dalam kesalahan. Bukan sahabat Anda jika ia mendendam di saat Anda tegur dan ingatkan kala bersalah.
Ada sesuatu yang tersimpan di lubuk hati kita, yang tidak tampak kecuali disaat kita mendengar atu melihat sahabat kita bersalah.Yaitu rasa ingin menegur dan menyapanya karena merindukan kebaikan untuk sahabatnya tanda ketulusan dalam persahabatan atau rasa enggan dan acuh untuk menegurnya tanda kekotoran hati saat bersahabat.
Ada Sesuatu yang tersembunyi dilubuk hati kita yang tidak tampak kecuali disaat kita mendapat teguran dari teman kita.Yaitu kesombongan yang menjadikan kita tiba-tiba merasa dendam, sebel melihatnya dan tidak nyaman duduk disampingnya atau rasa trimakasih yang dalam tanda sebuah ketawadhuan dan kebesaran jiwa dalam menerima sebuah kebenaran.
Seorang sahabat amat besar pengaruhnya dalam pembentukan karakter, sikap, tata krama dan akidah keimanan. Itulah yang dipahamkan Rasulullah untuk umat beliau dengan sabdanya “sesorang itu akan mudah terbawa kepada agama sahabatnya, maka jika ingin melihat iman dan akhlaq seseorang lihatlah siapa yang menjadi teman dalam hidupnya!”
Sahabat disini maknanya banyak, teman kerja,guru yang mengajar kita, jalinan suami-istri termasuk anggota dalam sebuah lembaga terdapat makna pesahabatan. Maka disaat hubungan kawan dengan kawan, guru dengan murid,suami dengan istri atau keberadakan anggota dalam sebuah lembaga jika tidak terdapat didalamnya makna saling memberi dan saling menerima teguran positif maka sungguh jalinan itu bukan dirajut karena Allah SWT.
Untuk menciptakan keindahan bersahabat karena Allah SWT disini dibutukan dua hal : Pertama adalah ghiroh, yaitu rasa mencitai sahabatnya dan rasa tidak rela jika sahabatnya terjerumus dalam irama menghayati makna hadits nabi”Tidak sempurna imanmu sehingga engkau benar mencintai saudaramu seperti mencintai untuk dirimu sendiri”. Agar kita senantiasa merasa tidak rela jika ada sahabatnya berbuat maksiat dan dimurkahi oleh Allah SWT seperti halnya ia tidak rela jika dirinya di murkahi oleh Allah SWT.
Kedua adalah lapang dada.Yaitu menghadirkan penghargaan kepada saudara kita yang telah menegur dan mengingatkan kita dengan menginsyafi betapa berharganya sebuah teguran itu. Hindari siafatnya orang-orng sombong yang jauh dari hidayah Allah yang mudah rasa tersinggung, kecewa dan dendam disaat ada seorang sahabat yang mengingatkan kita.
Jika ada orang menegur dan mengingatka anda lihatlah makna yang di sampaikan jangan mempermasalahka cara yang menurut anda kurang menarik atau mungkin menyakitkan. Hati yang tulus dan tawadhu hanya akan melihat kebenaran dan kebaikan darimanapun datangnya dan bagaimanapun cara penyamapaianya. Dan hati yang sombong amat susah menerima kebenaran biar sebaik apapun cara kebenaran itu disampaikan dan sehebat apapun orang yang menyampaikannya.
Ada sesuatu yang tersimpan di lubuk hati kita, yang tidak tampak kecuali disaat kita mendengar atu melihat sahabat kita bersalah.Yaitu rasa ingin menegur dan menyapanya karena merindukan kebaikan untuk sahabatnya tanda ketulusan dalam persahabatan atau rasa enggan dan acuh untuk menegurnya tanda kekotoran hati saat bersahabat.
Ada Sesuatu yang tersembunyi dilubuk hati kita yang tidak tampak kecuali disaat kita mendapat teguran dari teman kita.Yaitu kesombongan yang menjadikan kita tiba-tiba merasa dendam, sebel melihatnya dan tidak nyaman duduk disampingnya atau rasa trimakasih yang dalam tanda sebuah ketawadhuan dan kebesaran jiwa dalam menerima sebuah kebenaran.
Seorang sahabat amat besar pengaruhnya dalam pembentukan karakter, sikap, tata krama dan akidah keimanan. Itulah yang dipahamkan Rasulullah untuk umat beliau dengan sabdanya “sesorang itu akan mudah terbawa kepada agama sahabatnya, maka jika ingin melihat iman dan akhlaq seseorang lihatlah siapa yang menjadi teman dalam hidupnya!”
Sahabat disini maknanya banyak, teman kerja,guru yang mengajar kita, jalinan suami-istri termasuk anggota dalam sebuah lembaga terdapat makna pesahabatan. Maka disaat hubungan kawan dengan kawan, guru dengan murid,suami dengan istri atau keberadakan anggota dalam sebuah lembaga jika tidak terdapat didalamnya makna saling memberi dan saling menerima teguran positif maka sungguh jalinan itu bukan dirajut karena Allah SWT.
Untuk menciptakan keindahan bersahabat karena Allah SWT disini dibutukan dua hal : Pertama adalah ghiroh, yaitu rasa mencitai sahabatnya dan rasa tidak rela jika sahabatnya terjerumus dalam irama menghayati makna hadits nabi”Tidak sempurna imanmu sehingga engkau benar mencintai saudaramu seperti mencintai untuk dirimu sendiri”. Agar kita senantiasa merasa tidak rela jika ada sahabatnya berbuat maksiat dan dimurkahi oleh Allah SWT seperti halnya ia tidak rela jika dirinya di murkahi oleh Allah SWT.
Kedua adalah lapang dada.Yaitu menghadirkan penghargaan kepada saudara kita yang telah menegur dan mengingatkan kita dengan menginsyafi betapa berharganya sebuah teguran itu. Hindari siafatnya orang-orng sombong yang jauh dari hidayah Allah yang mudah rasa tersinggung, kecewa dan dendam disaat ada seorang sahabat yang mengingatkan kita.
Jika ada orang menegur dan mengingatka anda lihatlah makna yang di sampaikan jangan mempermasalahka cara yang menurut anda kurang menarik atau mungkin menyakitkan. Hati yang tulus dan tawadhu hanya akan melihat kebenaran dan kebaikan darimanapun datangnya dan bagaimanapun cara penyamapaianya. Dan hati yang sombong amat susah menerima kebenaran biar sebaik apapun cara kebenaran itu disampaikan dan sehebat apapun orang yang menyampaikannya.
Sumber Mails
1 komentar:
nyimak gan
Posting Komentar