♥
Sajak ini doa, tangan yang menampung luka, yang menjagamu, agar kau tak pernah merasa sendirian, dan ditinggalkan.
♥
Mencintaimu merupakan caraku berdoa setiap hari, untuk semua kebahagiaan kita.
♥
Aku telah belajar merasakan pedih, lewat ciuman-ciumanmu yang lembut dan menanggung duka dunia.
♥
Kupandangi langit lembut itu, seakan berada dalam keluasan matamu; dan kutemukan sebuah dunia, yang lebih ajaib dari surga.
♥
Kekasihku, selalu ada yang pantas kita muliakan, yang membuat kita akan terus bertahan, bahkan dalam kepedihan.
♥
Aku punya cara sederhana mencintaimu: dengan selalu mendoakan kebaikan dan keselamatanmu…
♥
Sesuatu, yang kausebut kenangan, telah membukakan padaku rahasia, cara mencintaimu tanpa pernah merasa kehilangan.
♥
Kangen ini. Laut tak bertepi…
♥
Entah kenapa, aku ingin membelikanmu jaket, yang setiap kali kaupakai, akan juga menghangatkan kerinduanku.
♥
Aku masih saja menerka-nerka, lebih merah mana, senja ataukah luka, yang kau sembunyikan sekian lama.
♥
Ada banyak cara berbahagia; satu-satunya cara yang tak pernah kubisa ialah melupakanmu.
♥
Duka hanyalah mentega yang meleleh di penggorengan panas.
♥
Senja yang muram, selalu mengingatkan pada ciuman kita yang tergesa dan gemetar.
♥
Ada saat-saat ketika mencoba melupakanmu, semua benda yang dulu pernah kita sentuh, seperti berbicara kembali tentang kamu.
♥
Darimu aku faham, bila airmata ialah rahasia penciptaan Tuhan, yang paling menakjubkan.
♥
Malam, sesungguhnya, tak pernah memejam. Ia hanya diam-diam menyembunyikan luka kita dalam kelam, agar kita bisa tidur tentram.
♥
Aku akan jadi doa malammu. Sementara kau perlahan memejam tentram, aku akan menggapai langit: mengetuk pintu surga bagimu.
0 komentar:
Posting Komentar