MEMOTIVASI DAN TERUS MENCARI JATI DIRI

KUBERIKAN HATIKU UNTUKMU

08.40 | ,


Disebutnya nama itu berkali kali,
Bambang, Bambang…
Keduanya dulu bersama-sama
Di sekolah menengah dan di kampus.

Lampu ia nyalakan
Dan dibukanya laci:
Foto, puisi, tulisan, aksesori,
Semua memicu kenangan cinta terlarang.

Sepuluh tahun sudah
Mereka selam-menyelam
Membina kasih sayang.
Tapi itu haram, kata orang.

Akhirnya Amir pun menikah
Dengan gadis pilihan Ibu,
Bambang mengikhlaskannya,
Bambang mengorbankan cintanya.

Dan lihat, ada dua cincin
Di jari Amir:
Untuk istri di jari kiri
Untuk Bambang di jari kanan.

Malam Sabtu yang terasa sesak,
Malam Sabtu yang penuh haru,
Penuh isak dan gejolak
Ketika terakhir kali mereka bertemu.

Saat itu Bambang memintanya memilih
Amir, kau tak bisa lagi sembunyi;
Kepada dunia luar, nyatakanlah diri
Buka topengmu, katakan kau seorang gay.

Tapi Amir tak sekuat Bambang.
Ia selalu ragu dengan naluri homoseksnya,
Ia ingin patuh ajaran agama,
Ia terlalu cinta ibunya yang sejak lama ditinggal mati Ayah.

Sampai kapan kau bersembunyi?
Sekali gay, kau tetap gay
Menunda, menghindar, menampik diri
Hanya menambah panjang rasa nyeri, Bambang meyakinkannya

Nasihat Bambang benar belaka
Tapi aku tak boleh cepat putus asa
Tuhan memberiku tubuh pria
Harus kuikuti ajaran agama, gumam Amir meyakinkan diri.

Ujar Bambang,
Kalau begitu kita harus berpisah, Sayang –
Bagaikan sembilu rasanya janji
Untuk tidak bertemu lagi.

Amir, kata Bambang, aku pamit.
Jadilah suami yang baik.
Aku akan raib. Malam pun tercecap pahit.
Aku akan segera pindah ke lain kota.

Aku kekasihmu, bukan penghalang hidupmu,
Kata Bambang melanjutkan,
Ini cincin dariku. Tak usahlah kita berjumpa lagi
Meski cintaku padamu tak kunjung henti.

Amir coba menawar
Walau ia nanti menikah, jangan itu jadi penghalang
Bambang mengulangi mantra yang sering ia sihirkan,
Amir, dalam hidup jangan bertindak setengah-setengah!
Apa pun yang kau pilih, lakukan dengan hati penuh –seluruh!

Bambang lalu menghilang tak tahu rimba.
Amir hidup bersama istri,
Tapi hati dan angan-angannya melayang
Mencari Bambang –selalu.

0 komentar:

Posting Komentar